Jumat, 30 Juli 2021

PB 3 Akidah Akhlak IX Semester 1 : PERILAKU DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI YANG MENCERMINKAN BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

 Orang yang mempercayai adanya hari akhir akan menampakkan perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan. Perilaku orang beriman kepada hari akhir antara lain:

  1. Menjaga pikiran, sikap, dan perilaku dari akhlak tercela seperti; su’uzan, hasad, dendam namimah, tamak , dan sebagainya, Sebaliknya memupuk perilaku dari akhlak terpuhi seperti: husnuzan, bertanggungjawab, amanah, dan sebagainya.
  2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Memantapkan keimanan terhadap Rukun Iman, beribadah dan beramal shalih berdasarkan Rukun Islam kecuali haji bagi yang mampu saja.
  3. Memperbanyak zikir dan bershalawat Berzikir untuk mengingat Allah Swt. dan mohon ampun atas kesalahan-kesalahan. Bershalawat untuk menyanjung dan mendoakan Rasulullah Muhammad Saw. sebagai rasa kecintaan kepada Nabi Saw. dan agar kelak kita mendapat syafaat di hari kiamat.
  4. Selalu membaca Al-Qur’an Sebagai orang yang beriman kepada hari akhir semestinya selalu membaca dan mengkaji ayat-ayat al-Qur’an selain untuk menambah pahala juga sebagai pengingat kelak dunia dan seisinya akan berakhir dan al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia juga bercerita tentang hari akhir.
  5. Bergaul dengan orang-orang shalih. Dengan siapa kita berteman dapat menandakan akhlak kita seperti apa. Jika kita berteman dengan orang shalih berarti kita termasuk orang yang shalih. Begitu sebaliknya. Berarti teman dapat membawa kita ke arah baik atau buruk. Maka hati-hati dalam memilih teman.
  6. Mengembangkan potensi diri Setiap orang memiliki potensi yang berbeda. Selama potensi itu baik, maka perlu dikembangkan agar lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan mungkin bagi orang lain. Pandai memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yag positif dan gemar berlatih adalah cara mengembangkan potensi diri.
  7. Memupuk tali persaudaraan dan silaturahmi. Zaman sudah akhir dan suatu saat akan terjadi hari akhir. Memupuk tali persaudaraan sangat dibutuhkan. Bersaudara menandakan ada satu rasa, satunya senang yang lain ikut senang, yang satu sedih yang lainnya ikut sedih. Bersaudara jauh dengan sifat pemusuhan. Memupuk tali silaturahmi adalah cara terbaik untuk memperkuat persaudaraan. Silaturrahmi akan melancarkan rezeki dan memanjangkan umur.
Setelah mempelajari teks di atas, silakah isikan daftar hadirmu pada fformulir berikut ini! 

Rabu, 28 Juli 2021

SKI Kelas VIII PB 3 : Keruntuhan Daulah Abbasiyah

e. Keruntuhan Daulah Abbasiyah

Kekhilafahan daulah Abbasiyah tidak dapat lagi mengendalikan dan mengawasi jalannya roda pemerintahan daerah di wilayah kekuasaan daulah Abbasiyah sepanjang kawasan Mediterania dengan Asia Tengah. 
Akibatnya, muncul disintegrasi antara kekuatan-kekuatan sosial dan kelompok-kelompok moral. Seiring dengan itu, terjadi kehancuran semangat juang bangsa Arab, perbudakkan, kehidupan mewah, minum-minuman keras, nyanyi-nyaian yang rutin dipertunjukan dilingkungan istnana, merupakan faktor lain yang melemahkan semangat juang dan menghasilkan generasi pewaris takhta yang lemah.

Ada dua faktor penyebab keruntuhan Daulah Abbasiyah, faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal lebih banyak berperan sebagai penyebab kehancuran Daulah Abbasiyah diantaranya ;
  • Hubbud Dunya (kecintaan yang berlebihan terhadap kemewahan dunia). Periode awal Daulah Abbasiyah berkuasa menghasilkan kemakmuran dan kemewahan hidup di kalangan penguasa. Kondisi ini mendorong generasi khalifah berikutnya untuk hidup lebih mewah dari khalifah sebelumnya, hal ini menyebabkan pemborosan uang kas negara.
  • Konflik keluarga Daulah Abbasiyah yang berujung pada perebutan kekuasaan. Pada periode kedua kekhalifahan Daulah Abbasiyah, perebutan kekuasaan nampak jelas. Pada periode ini, hanya empat khalifah yang meninggal secara wajar. Selebihnya para khalifah ada yang meninggal diracun, dibunuh, dan diturunkan paksa.
  • Meningkatnya konflik keagamaan. Konflik antara kelompok Sunni-Syiah sejak masa khalifah Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan tidak pernah selesai hingga masa Daulah Abbasiyah.
  • Melemahnya jiwa patriotisme dan Nasionalisme. Daulah Abbasiyah banyak memperoleh kemakmuran, sehingga mampu membayar tentara asing dari Turki untuk menjaga keamanan dan pertahanan negara. Persoalan ini memicu merosotnya jiwa patriotisme dan nasionalisme rakyat Daulah Abbasiyah.
2. Faktor eksternal ;

Penyerangan tentara Mongol atas Baghdad (ibu kota Daulah Abbasiyah) yang dipimpin oleh Hulagu Khan pada 1258 M, saat itu Daulah Abbasiyah dipimpin oleh Al-Mu’tashim Billah. Setelah kota Baghdad hancur dan khalifah Daulah Abbasiyah terbunuh, berakhirlah kekuasaan Daulah Abbasiyah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dunia muslim tanpa khalifah yang namanya biasa disebut-sebut dalam sholat Jum’at.

a. Banyak muncul pemberontakan
Setelah periode kedua, kekhalifahan Daulah Abbasiyah tidak sekuat para pendahulunya. Kebijakan pemerintahan yang tidak berpihak kepada rakyat, tingginya pajak yang dibebankan kepada rakyat, mengakibatkan banyak daerah-daerah yang memberontak dan memisahkan diri dari pemerintah pusat Daulah Abbasiyah.

b. Dominasi bangsa Turki dan bangsa Persia
Bangsa Turki dan bangsa Persia (Bani Buwaihi) banyak menguasai pemerintahan dan mempengaruhi kebijakan khalifah. Segala persoalan terkait jalannya roda pemerintahan dikendalikan oleh bangsa Turki dan bangsa Persia. Kedudukan khalifah Daulah Abbasiyah benar-benar hanya sebatas pemerintahan boneka saja.

Setelah membaca Teks Silakan isi daftar hadir berikut:

SKI Kelas IX PB 3 : Teori Masuknya Islam ke Indonesia

3. Teori Masuknya Islam ke Indonesia

a. Teori Makkah

Teori Makkah merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan/penolakan terhadap teori Gujarat. Teori Makkah mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 Masehi. Adapun orang-orang yang membawa Islam ke Indonesia berasal dari bangsa Arab, terutama  Mesir. Teori ini didasarkan pada beberapa hal berikut ini.

  1. Pada abad ke-7 (tahun 674 Masehi) di pantai barat Sumatera sudah terdapat Perkampungan Arab (Islam), dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Tiongkok dari Hikayat Dinasti Tang yang antara lain menceritakan tentang orang-orang Ta Shih (sebutan untuk bangsa Arab) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan Ho Ling yang diperintah oleh Ratu Sima (tahun 674 Masehi).
  2. Kerajaan Samudera Pasai menganut madzhab Syafi’i. Dalam hal ini, pengaruh madzhab Syafi’i yang terbesar pada waktu itu adalah di Mesir dan Makkah. Adapun daerah Gujarat/India adalah penganut madzhab Hanafi.
  3. Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar al-Malik, di mana gelar ini berasal dari Mesir.

Teori Makkah didukung oleh Hamka, Van Leur, dan T.W. Arnold. Pendukung teori ini menyatakan bahwa pada abad ke-13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam. Jadi, masuknya Islam ke Indonesia terjadi sebelumnya, yaitu pada abad ke-7. Begitu pula yang berperan besar terhadap proses penyebaran Islam adalah bangsa Arab.


b. Teori Persia

Teori Persia berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 dengan dibawa oleh bangsa Persia (sekarang menjadi negara Iran). Teori Persia didasarkan pada banyaknya kesamaan antara budaya Persia dengan masyarakat Indonesia, di antaranya sebagai berikut.

  1. Peringatan 10 Muharram atau hari Asyura, yaitu memperingati meninggalnya Husain bin Ali (cucu Nabi Muhammad Saw.) yang sangat dihormati oleh kaum Syi’ah (Islam Iran). Di Sumatra Barat, peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di Pulau Jawa, masyarakatnya membuat bubur Suro.
  2. Kesamaan ajaran tasawuf yang dianut Syeikh Siti Jennar dengan seorang sufi dari Iran yaitu, al-Hallaj.
  3. Penggunaan istilah bahasa Persia dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harakat (jabar jer = fathah, dhammah, kasrah). 


c. Teori Gujarat

Teori ini mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi. Bangsa Gujarat (Cambay) dari India diyakini sebagai pihak yang membawa Islam ke Indonesia. Teori ini didasarkan pada hal-hal berikut.

  1. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran agama Islam
  2. Hubungan dagang antara Indonesia dengan India sudah lama terjalin melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
  3. Adanya batu nisan Sultan Malik al-Saleh (sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai) yang bertuliskan angka tahun 1297 bercorak khas Gujarat.
Teori Gujarat didukung oleh Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim, dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli sejarah pendukung teori ini lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam, yaitu adanya Kerajaan Samudera Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marco Polo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak (Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di
Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk agama Islam dan banyak pedagang dari India yang menyebarkan Islam.

d. Teori Cina

Ahli sejarah yang mendukung teori ini anatra lain; Prof. Slamet Muljana, H.J, De Graaf. Teori cina ini di dasarkan pada asumsi adanya unsur kebudayaan Cina dalam sejumlah unsur kebudayaan Islam di Indonesia, berdasarkan sumber klonik dari klenteng Sampokong di Semarang yang memperlihatkan pengaruh orangorang Cina dalam penyebaran Islam di Indonesia.
Pengaruh cina dalam penyebaran Islam di Indonesia, bias kita saksikan pada buktibukti arkeologis. Pada masjid-masjid kuno yang dibangun pada sekitar abad 15 M. Masjid Agung Demak, Masjid Agung kesepuhan Cirebon, masjid agung Kudus di dinding masjid tertempel berbagi piring porselin dari masa dinasti Ming, ini sabagi salah satu bukti arkeologis. Bukti berikutnya adalah catatan sejarah Babad ding
Gresik mengisahakan tentang prajurit patang puluh cina bersenjata api pimpinan Paji laras dan Panji Liris.


4. Corak Keislaman di Indonesia
Dalam perkembangan sejarah dakwah Islam, para mubaligh menyampaikan ajaran Islam secara bijaksana melalui bahasa budaya sebagaimana dilakukan oleh walisongo. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas dan pendekatan yang arif bijaksana, ajaran Islam menjadi bagian dari tata nilai di masyarakat yang tidak dapat dipisahkan.
Nilai-nilai Islam meliputi segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Corak keislaman dan keindonesiaan dapat disaksikan dari berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari seni, budaya, sosial-politik, sosial-ekonomi, pendidikan dan ilmu pengetahuan, bahkan dalam tatanan berbangsa dan bernegara yang masih dapat kita rasakan sampai saat ini.

a. Politik
Seiring periodisasi perkembangan Islam di Indonesia, ajaran Islam ikut mewarnai corak politik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kerajaan Islam di Indonesia, seperti Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, Aceh Darussalam, Demak, Pajang, Banten, Cirebon, Mataram, Ternate, Tidore, Gowa-Tallo, dan lain-lain. Bahkan, nilai-nilai Islam mewarnai corak pemerintahan dan tata kenegaraan, berkolaborasi dengan nilai-nilai luhur bangsa.

b. Seni dan Budaya
Seni dan budaya tidak lepas dari pengaruh nilai-nilai ajaran Islam. Seni bukanlah sesuatu yang diharamkan dalam Islam. Dengan seni, kehidupan manusia lebih indah dan nyaman untuk dinikmati. Kata “budaya” berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddayah sebagai bentuk jamak dari kata budhi yang berarti perilaku, budi, atau akal. Maka, kata kebudayaan dapat diartikan sebagai bentuk yang berkaitan dengan budi pekerti dari hasil pemikiran. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan. Banyak seni dan budaya Indonesia yang bernuansa Islam seperti, hadrah, rebana, kasidah, kaligrafi, seni lukis, seni pahat, tari zapin, pakarena burakne, sandur, tari pergaulan, barzanji, khitan, sekaten, rajaban, mauludan, nyadran, kenduri, menata konde, dan masih banyak lagi.

c. Pendidikan
Untuk menganalisis masuknya pendidikan Islam di Indonesia, maka sangat tepat kiranya untuk menelusuri proses masuknya Islam di Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia memiliki letak yang strategis dalam rangka pelayaran dan perdagangan sehingga menjadi salah satu sarana masuknya ajaran Islam. Para saudagar, ulama, termasuk wali, berperan besar terhadap penyebaran Islam.
Mereka pada mulanya mendirikan pesantren-pesantren di sekitar kota pelabuhan (sebagai tempat transit kapal-kapal dagang) guna menyebarkan dakwah Islam. Istilah “pesantren” sendiri berasal dari ucapan “pesantrian”, yakni tempat para santri menimba ilmu agama.

d. Perekonomian
Perekonomian sebagai salah satu pilar tegaknya sebuah peradaban sedikit banyak mendapat corak keislaman. Nilai-nilai ajaran Islam telah terpatri dalam sanubari setiap muslim, apa pun profesinya. Sehingga, di dalam menjalankan segala aktivitas selalu dilandasi karena Allah dan mencari keridaan-Nya.
Sejarah mencatat banyak tokoh muslim Indonesia yang sukses dalam bidang perekonomian. Mohammad Hatta adalah salah contoh tokoh muslim yang ikut mewarnai perekonomian Indonesia dengan nilai-nilai keislaman, Ia dikenal sebagai bapak koperasi, di mana badan usaha berbentuk koperasi merupakan saka guru perekonomian Indonesia. Contoh lain adalah Haji Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan, Surakarta. Pada 16 Oktober 1905, ia mendirikan organisasi Sarekat Dagang Islam demi mengatasi situasi perekonomian rakyat pribumi yang terpuruk akibat monopoli bangsa asiNG.

Setelah Membaca teks di atas. Silakan Isi Daftar  hadir berikut ini!

Jumat, 23 Juli 2021

Akidah Akhlak Kelas IX Semester 1 PB 2 : Peristiwa yang Berhubungan dengan Hari Akhir dan Tanda-tandanya

C. PERISTIWA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HARI AKHIR 
Alam-alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir adalah alam-alam gaib yang harus dilewati manusia setelah kiamat datang yang dimulai dari alam barzakh sampai hari pembalasan (surga atau neraka). 
1. Alam Barzakh 
Yaitu alam kubur tempat manusia meninggal dunia. Di dalam alam kubur jika manusia yang telah meninggal dunia diperlihatkan dengan kedamaian, kesejukan, keindahan, dan segala kebahagiaan-kebahagian lainnya, maka pertanda manusia itu di hari akhir kelak akan masuk surga. Tetapi sebaliknya jika manusia yang telah meninggal dunia di alam kubur ditampakkan oleh berbagai macam penderitaan dan siksaan, maka menandakan di akhirat manusia itu akan masuk neraka. 
2. Yaumul Ba’ats 
Yaitu hari bangkit manusia dari alam kubur. Pada hari itu semua manusia yang telah meninggal dunia jasadnya diutuhkan lagi seperti sedia kala meskipun sudah meninggal dunia berabad-abad lamanya. Lalu manusia digiring ke suatu tempat yang disebut Padang Mahsyar. 
3. Yaumul Hasyr 
Yaitu hari digiringnya manusia ke Padang Mahsyar setelah dibangkitkan dari kubur. Di Padang Mahsyar manusia dikumpulkan untuk dimintai pertanggungjawaban amal perbuatannya selama hidup di dunia. Malaikat pencatat perbuatan manusia akan menunjukkan kepada masing-masing orang atas izin Allah Swt. Tidak ada catatan yang salah apalagi catatan bohong karena selalu diawasi oleh Allah Swt. 
4. Yaumul Hisab 
Yaitu hari dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar untuk dihitung amal perbuatannya selama hidup di dunia. Semua anggota tubuh akan bicara sendiri tanpa disuruh dan tanpa ditanyai. Malaikat sebagai pengawas ketika semua anggota tubuh bicara untuk mempertanggugjawabkan perbuatan manusia yang memilikinya. 
5. Yaumul Mizan 
Yaitu hari dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar untuk ditimbang amal perbuatannya selama hidup di dunia. Sebagaimana saat dihitung amal perbuatan manusia, semua anggota tubuh juga berbicara sendiri-sendiri melaporkan atas apa perbuatan yang telah dilakukan oleh si empunya selama hidup didunia. 
6. Sirath 
Yaitu jalan menuju surga. Sirath sering disebut sebagai jembatan sirathal mustaqim. Bagi manusia yang beramal baik berjalan lewat sirath akan sampai ke surga. Bagi yang beramal buruk jalannya tidak sampai ke surga tetapi jatuh ke jurang neraka. 
7. Yaumul Jaza (Hari pembalasan) 
a. Surga 
Surga adalah sebutan sebuah tempat yang penuh kenikmatan dan kebahagiaan di hari akhir. Surga disediakan bagi orang-orang yang takwa kepada Allah SWT. Gambaran kenikmatan di surga sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt. : QS. Hud: 108 
 Artinya: Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya (QS. Hud: 108). 
 b. Neraka 
Neraka adalah sebutan sebuah tempat yang penuh penderitaan dan siksaan di hari akhir. Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang durhaka dan mengingkari hukumhukum Allah Swt.. Gambaran penderitaan di neraka diterangkan dalam firman Allah SWT. Q.S. Hud: 106 
Artinya: Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih) (QS. Hud: 106). 
 QS. Hud:107 
 Artinya: Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki (QS. Hud:107). 

D. TANDA-TANDA TERJADINYA HARI AKHIR 
1. Tanda-tanda kiamat Suhgra \
Maksudnya tanda-tanda hari akhir yang dapat kita saksikan di dunia ini, antara lain: 
a. Hancurnya dunia dan banyaknya kemaksiatan 
b. Banyak orang tidak tahu malu sehingga berbuat maksiat tidak merasa dosa/ salah/malu 
c. Banyak masjid megah tapi hanya sedikit jamaah 
d. Semakin banyak generasi muda dalam pergaulan bebas 
e. Banyak yang durhaka kepada orang tuanya 
f. Semakin banyak generasi muda yang terlibat dalam pergaulan bebas 
g. Ilmu agama sudah diabaikan h. Korupsi meraja lela dan hidup bermegah-megan 
i. Semakin sedikit perlaku orang yang Qur’ani 
j. Banyak berdatangnan di majlis ta’lim tetapi yang didapat hanya kumpul-kumpul saja 
k. Banyak orang yang enggan mengaji dan mengkaji ilmu agama 
l. Banyak orang yang hanya memikirkan kepentinga duniawi saja 
m. Menghambur-hamburkan harta dan enggan bershadaqah 
n. Menggunakan media sosial tidak pada tempatnya (menggunakan untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya bahkan untuk maksiat). 

2. Tanda Kubra (Tanda-tanda kiamat kubra) 
Maksudnya tanda-tanda yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt. dan akan terjadi pada saat mendekati hari akhir, antara lain: 
a. Turunnya Dajjal 
b. Munculnya binatang melata yang aneh 
c. Matahari terbit dari sebelah barat (tempat terbenamnya, berlawanan dengan tempat terbitnya) 
d. Keluarnya gas beracun dari semua sudut bumi

Pembelajaran telah usai. Silakan isi daftar hadir berikut ini!



Rabu, 21 Juli 2021

SKI Kelas IX PB 2 : Masuknya Islam ke Indonesia

2. Masuknya Islam ke Indonesia

Secara umum, agama Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur utama, sebagaimana akan diuraikan berikut ini.

a. Perdagangan

Pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 Masehi membuat pedagangpedagang muslim dari Arab, Persia, dan India turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara, dan timur Asia. SaluranPenyebaran Islam melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut terlibat dalam kegiatan perdagangan. Bahkan, mereka menjadi pemilik kapal dan saham.

Kaum pedagang memegang peranan sangat penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan munculnya tempat perdagangan yang membantu mempercepat penyebaran tersebut. Hal yang turut berperan dalam penyebaran Islam ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh. Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan Indonesia dikenal oleh bangsa-bangsa lain.

  1. Letak geografis yang strategis, yaitu berada di persimpangan jalan raya internasional dari jurusan Timur Tengah menuju Tiongkok. 
  2. Kesuburan tanahnya sehingga menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa lain, misalnya rempah-rempah. 
  3. Penduduk Indonesia terkenal ramah tamahan.

Pada masa itu pedagang muslim yang datang ke Indonesia semakin banyak hingga akhirnya membentuk pemukiman yang disebut pekojan (perkampungan Arab). Dari tempat ini, mereka berinteraksi (berhubungan) dan berasimilasi (berbaur) dengan masyarakat asli sambil menyebarkan agama Islam.

b. Perkawinan

Dari sudut pandang ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih tinggi dan unggul daripada kebanyakan masyarakat pribumi. Hal ini berakibat penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri dari para saudagar tersebut. Sebelum menikah, mereka diminta masuk Islam terlebih dahulu. Setelah mempunyai keturunan, lingkungan mereka semakin meluas hingga pada akhirnya memunculkan kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaankerajaan muslim.

Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan dan lebih mempercepat dalam penyebaran agama Islam. Sebab, jika terjadi perkawinan antara anak bangsawan, raja, atau adipati, karena mereka adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh sosial kuat, maka keislaman mereka akan diikuti oleh masyarakat/pengikutnya sehingga turut mempercepat proses islamisasi.

Beberapa contoh pernikahan yang dilakukan ulama dengan putri bangsawan antara lain sebagai berikut; Maulana Ishaq menikah dengan putri Prabu Blambangan yang melahirkan Sunan Giri, Syarif Abdullah yang menikah dengan putri Prabu Siliwangi melahirkan Sunan Gunung Jati.

c. Pendidikan

Proses penyebaran Islam juga dilakukan melalui jalur pendidikan. Dalam hal ini, model pembelajaran dilakukan dengan cara sederhana, yaitu halaqah. Pembelajaran halaqah merupakan cikal bakal pendidikan pesantren yang di kemudian hari berkembang menjadi pondok pesantren. Model pendidikan ini memiliki ciri khas santri/peserta didik menginap di asrama dengan dibimbing oleh guru agama, kiai, ataupun ulama.

Sunan Ampel mendirikan pondok pesantren Ampel Denta. Adapun pesantren Glagah Wangi Demak didirikan oleh Raden Patah. Demikian pula Sunan Giri dan Sunan Bonang juga mendirikan pondok pesantren. Di pesantren atau pondok tersebut, calon ulama, guru, dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke tempat tertentu untuk mengajarkan agama Islam.

d. Seni Budaya

Saluran penyebaran Islam melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga adalah tokoh ulama yang paling mahir dalam memainkan wayang. Ia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi mengajak penonton untuk mengikuti mengucapkan kalimat syahadatain.

Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam, pendidikan, dan unsur-unsur filsafat (mencari kebenaran). Sebagai contoh, cerita berjudul Jamus Kalimasada, Wahyu Tohjali, Wahyu Purbaningrat, serta Babad Alas Wanamarta. Adapun jenis kesenian lain yang juga dijadikan media islamisasi meliputi sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni bangunan, dan seni ukir.

e. Tasawuf

Tasawuf adalah ajaran (cara dan sebagainya) untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya. Orang yang ahli di bidang ilmu tasawuf disebut sufi.

Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkan ilmu tasawuf yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam hal-hal magis (sesuatu yang berhubungan dengan perkara gaib) dan mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan. Di antara mereka ada yang mengawini putri-putri bangsawan setempat. Tasawuf yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme dalam agama Hindu sehingga agama baru tersebut (Islam) mudah dimengerti dan diterima. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad ke-19 dan bahkan abad ke-20.

f. Politik

Di beberapa daerah di Indonesia, kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah penguasa atau rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik para raja dan penguasa tersebut sangat membantu tersebarnya Islam di Indonesia. Selain itu, kerajaan yang sudah memeluk agama Islam terkadang menaklukkan kerajaankerajaan non-Islam yang sedang mengalami konflik internal. Kemenangan kerajaan Islam secara politis menarik penduduk kerajaan yang ditaklukkan untuk masuk Islam.

PB 2 SKI Kelas 8 : Para Penguasa Daulah Abbasiyah dan Silsilahnya

 c. Para Penguasa Daulah Abbasiyah 

Daulah Abbasiyah berkuasa selama lima setengah abad (132 – 656 H / 750 – 1258 M). Dalam masa kekuasaannya tersebut ada 37 khalifah yang pernah memimpin, mereka telah banyak mengukir prestasi dalam berbagai bidang seperti, kemajuan di bidang administrasi pemerintahan, kemajuan bidang ilmu pengetahuan, kemajuan bidang politik, kemajuan bidang militer, kemajuan bidang ekonomi, arsitektur, dan sebagianya.

  1. Abul Abbas As-Saffah (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas), (750 – 754 M).
  2. Abu Ja’far Al-Mansyur (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas), (754 – 775 M). 
  3. Al-Mahdi (Muhammad bin Abu Ja’far Al-Mansyur), (775 – 785 M). 
  4. Musa Al-Hadi (Musa bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (785 – 786 M)
  5. Harun Ar-Rasyid (Harun bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (786 – 809 M).
  6. Al-Amin (Muhammad bin Harun Ar-Rasyid), (809 – 813 M)
  7. Al-Ma’mun (Abdullah bin Harun Ar-Rasyid), (813 – 833 M)
  8. Al-Mu’tashim (Muhammad bib Harun Ar-Rasyid), (833 – 842 M)
  9. Al Watsiq Billah (Harun bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (842 – 847 M).
  10. Al Mutawakkil ‘Alallah (Ja’far bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (847 – 861 M).
  11.  Al-Muntashir Billah (Muhammad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (861 – 862 M).
  12. Al-Musta’in (Al-Abbas bin Al-Mutawakkil), (862-866 M).
  13. Al-Mu’tazz Billah (Muhammad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (866 – 869 M).
  14. Al-Muhtadi Billah (Muhammad Al-Watsiq bin Al-Mu’tashim), (869 – 870 M)
  15.  Al-Mu’tamad ‘Alallah (Ahmad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (870 – 892 M)
  16. Al Mu’tadhid Billah (Ahmad bin Al-mUwaffaq Thalhah bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (892 – 902 M)
  17. Al-Muktafi Billah (Ali bin Al-Mu’tadhid), (902 – 908 M)
  18. Al Muqtadir Billah (Ja’far bin Al-Mu’tadhid), (908 – 932 M).
  19. Al-Qahir Billah (Muhammad bin Al-Mu’tadhid), (932 – 934 M).
  20. Ar-Radhi Billah (Muhammad bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (934 – 940 M).
  21. Al-Muttaqi Lillah (Ibrahim bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (940 – 944 M).
  22. Al-Mustakfi Billah (Ali bin Al-Mu’tadhid), (944 – 946 M).
  23. Al-Muthi’ Lillah (Al-Fadhl bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (946 – 974 M).
  24. At-Thai’ Lillah (Abdul Karim bin Al-Muthi’ bin Al-Muqtadhid), (974 – 991 M)
  25. Al-Qadir Billah (Ahmad bin Ishaq bin Al-Muqtadir), (991 – 1031 M).
  26. Al-Qaim Biamirillah (Abdullah bin Al-Qadir Billah), (1031 – 1075 M).
  27. Al-Muqtadi Biamirillah (Abdullah bin Muhammad bin Al-Qaim Biamirillah), (1075 – 1094 M)
  28.  Al-Mustazhhir Billah (Ahmad bin Al-Muqtadi Biamirillah), (1094 – 1118 M)
  29. Al-Mustarsyid Billah (Al-Fadhl bin Al-Mustazhhir Billah), (1118 – 1135 M).
  30. Al-Rasyid Billah (Mansyur bin Al-Mustazhhir Billah), (1135 – 1136 M).
  31. Al-Muqtafi Liamirillah (Muhammad bin Al-Mustazhhir Billah), (1136 – 1160 M).
  32. Al-Mustanjid Billah (Yusuf bin Al-Muqtafi Liamirillah), (1160 – 1170 M)
  33. Al-Mustadhi’ Biamirillah (Al-Hasan bin Al-Mustanjid Billah), (1170 – 1180 M).
  34. An-Nashir Lidinillah (Ahmad bin Al-Mustadhi Biamirillah), (1180 – 1225 M).
  35. Az-Zahir Biamirillah (Muhammad bin An-Nashir Lidinillah), (1225 – 1226 M).\
  36. Al-Mustanshir Billah (Mansyur bin Az-Zahir Biamirillah), (1226 – 1242 M).
  37. Al-Musta’shim Billah (Abdullah bin Al-Mustanshir Billah), (1242–1258 M)
d. Pohon Silsilah Daulah Abbasiyah




Bingkai Khazanah :
  • - Daulah Abbasiyah menerapkan sistem pemerintahan Monarki, dimana Khalifah dipilih berdasarkan garis keturunan dan rakyat harus tunduk menrimanya.
  • - Di Indonesia menerapkan Demokrasi Pancasila, dimana Presiden dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum (PEMILU)


Setelah membaca teks di atas. Silakan isi kehadiran anda pada formulir berikut ini!

Jumat, 16 Juli 2021

PB 1 AKidah Akhlak : PENGERTIAN BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

A. PENGERTIAN BERIMAN KEPADA HARI AKHIR


Ingatlah, manusia akan terus bertambah usia dan meninggalkan dunia ini akhirnya kembali menjadi tanah. Langit dan bumi akan hancur pada saatnya. Matahari akan kehabisan cahayanya, lalu padam. Maka berakhirlah kehidupan di dunia ini. Hari akhir sering disebut sebagai hari kiamat. Hari akhir adalah hari dimana dunia dan seiisinya rusak binasa (hancur) dan tidak ada kehidupan lagi.

Beriman kepada hari akhir adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa suatu saat alam semesta dan seisinya akan hancur dan berakhir. Kehidupan dunia hanya sementara, kehidupan selanjutnya dialam akhirat yang kekal dan tiada berakhir. Dunia hanya tempat menguji manusia apakah manusia mau berbuat baik atau tidak. Jika manusia selama hidup di dunia mau beribadah kepada Allah Swt. dan mau berbuat baik karena Allah Swt., maka kelak di akhirat akan bahagia yaitu masuk surga. Begitu sebaliknya,jika manusia selama hidup di dunia tidak mau beribadah kepada Allah Swt. dan enggan berbuat baik, maka akan mengalami kesengsaraan dan siksaan yaitu masuk neraka.

3 (tiga) golongan yang berpendapat tentang hari akhir sebagai berikut:

  1. Golongan atheis, yaitu golongan manusia yang mengingkari atau tidak mempercayai adanya hari akhir, juga disebut mulhid (tidak mempercayai adanya tuhan). 
  2. Golongan agama ardli, yaitu golongan manusia yang mempercayai adanya reinkarnasi yaitu penjelmaan roh manusia. Golongan agama ardhi yaitu golongan agama yang dibuat oleh manusia. 
  3. Golongan agama samawi, yaitu golongn manusia yang mempercayai adanya hari akhir dan adanya kehidupan akhirat. Golongan ini dianut oleh pemeluk agama yang berasal dari Allah Swt.)
B. DALIL BERIMAN PADA HARI AKHIR

1. DALIL AQLI

Tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini. Begitu pula alam semesta dan segala isinya akan mengalami kerusakandan kehancuran. Sesungguhnya yang kekal hanyalah Allah Swt. Semua makhluk ciptaan Allah tidak ada yang abadi, termasuk dunia ini. Oleh karena itu sangatlah masuk akal jika suatu saat nanti dunia ini akan mati, hancur, dan berakhir. Itulah yang disebut hari akhir.

Para pakar ilmu pengetahuan mengaakan bahwa matahari sebagai sumber energi dalam bentuk bola api yang sangat besar dan sangat panas suatu saat akan kehilangan cahayanya. Mula-mula ditandai dengan keadaannya yang semakin mengecil karena setiap detik matahari kehilangan beratnya sekitar 4.000.000 ton. Lalu habis dan jelaslah gelap gulita alam semesta beserta isinya, termasuk bumi yang kita tempati. Di sinilah alam semesta mengalami kehancuran yang disebut hari akhir (hari kiamat).

2. DALIL NAQLI

QS. al-A’raf:187

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِىٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya:

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (QS. al-A’raf:187).

QS. al-An’am: 134

اِنَّ مَا تُوْعَدُوْنَ لَاٰتٍۙ وَّمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ 

Terjemah :

Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya.

QS. al-Hajj:7

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ 


Artinya :

Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.


Q.S Thaha 20:15

اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى 


Terjemah :

Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.

SETELAH INI ISI DAFTAR HADIR BERIKUT !


Rabu, 14 Juli 2021

SKI kelas 8 PB 1: Sejarah Berdirinya Daulah Abbasiyah

A. Sejarah Berdirinya Daulah Abbasiyah 
Sejarah terbentuknya Daulah Abbasiyah tidak dapat terlepas dari perjalanan sejarah Daulah Umayyah. Pada awal terbentuknya, Daulah Umayyah mengalami masa kejayaan. Beragam prestasi mampu dicapai pemerintah Daulah Umayyah, keadaan ini berlangsung hingga masa pemerintahan khalifah al Walid bin Abdul Malik. Setelah itu, kemunduran Daulah Umayyah makin tampak. Sepeninggal khalifah Hisyam bin Abdul Malik, kemunduran itu semakin tampak. Kekacauan terjadi dimana-mana, pertikaian internal keluarga tak terhindarkan.


3. Wawasanku 
Kalian akan memiliki wawasan lebih luas terkait terbentuknya daulah besar dalam sejarah Islam dimulai dengan membaca dan memahami teks tentang proses terbentuknya Daulah Abbasiyah, mari kita membaca dan memahami materi berikut 

a. Faktor Pendukung Terbentuknya Daulah Abbasiyah 
Tentunya kalian masih ingat tentang Daulah Umayyah yang berkuasa selama 90 tahun (660 – 750 M). Sejarawan mencatat cukup banyak kemajuan yang dicapai Daulah Umayyah, mulai wilayah kekuasaan yang membentang dari India hingga Afrika Utara, sistem administrasi pemerintahan yang tertata dengan rapih, penyebaran Islam hingga ke dataran Eropa, hingga kemajuan ilmu pengetahuan. 
Terbentuknya Daulah Abbasiyah disebabkan beberapa faktor pendukung. Antara lain : 
1. Perpecahan internal keluarga Daulah Umayyah dan kekisruhan politik dalam negeri. 
2. Munculnya gerakan perlawanan terhadap pemerintah Daulah Umayah yang dilakukan oleh : kelompok Mawali, kelompok Dahaq bin Qais Asy-Syaibani, dan kelompok Syiah yang menilai tampuk kekuasaan khalifah adalah hak keturunan Ali bin Abi Thalib dan ingin menuntut balas atas terbunuhnya Husain bin Ali di Karbala. 
3. Perpecahan kelompok suku Arab Utara dan Arab Selatan. 
4. Kekecewaan Ulama dan tokoh agama kepada Khalifah Marwan bin Muhammad yang dinilai tidak memiliki sikap negarawan yang baik. 
5. Wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad (khalifah terakhir Daulah Umayyah) setelah kalah dalam pertempuran di tepi sungai Zab, Irak di tahun 132 H/750 M.

b. Proses Berdirinya Daulah Abbasiyah 
Babak ketiga dalam drama besar politik Islam ditandai dengan berdirinya Daulah Abbasiyah, mereka menyebut dirinya dengan Daulah. Menandakan sebuah era baru, dan memang benar-benar menjadi era baru. Dinamakan Abbasiyah, karena pendiri Daulah ini merupakan keturunan Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad Saw. Daulah Abbasiyah berkuasa dalam rentang waktu yang panjang selama 550 tahun (750 – 1258 M). Berpusat di Baghdad, Irak sebagai ibu kota, wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah membentang luas meliputi Asia Barat, Asia Selatan, Afrika Utara hingga Eropa. 
 Lembar sejarah dari proses berdirinya Daulah Abbasiyah tidak terlepas dari sosok keluarga Bani Abbas bernama Ali bin Abdullah. Sebagai sepupu Rasulullah Saw, ia merasa yang paling berhak menjadi pemimpin setelah Khulafa’ur Rasyidin. Ali bin Abdullah melakukan propaganda anti Daulah Umayyah, ia mencoba meraih simpati masyarakat luas dengan menamakan gerakan propagandanya sebagai keluarga Bani Hasyim. Tetapi sebelum usahanya itu terwujud, Ali bin Abdullah wafat di tahun 124 H/742 M. 
Ambisi Ali bin Abdullah selanjutnya dilanjukan oleh putranya yaitu Muhammad bin Ali. Dalam rangka mewujudkan cita-citanya itu ia menjadikan kota Kuffah dan Khurasan sebagai basis gerakan anti Daulah Umayyah. Di kota Khurasan Muhammad bin Ali mendapat dukungan dari pemimpin masyarakat Khurasan yaitu Abu Muslim al Khurasani. Namun, Muhammad bin Ali lebih dulu wafat di tahun 127 H/745 M sebelum cita-citanya meraih kekuasaan terwujud. 
Ibrahim bin Muhammad bertekad melanjutkan perjuangan para pendahulunya sepeninggal Muhammad bin Ali. Gerakan yang dilakukan Ibrahim bin Muhammad mendapat perhatian khusus dari Khalifah Marwan bin Muhammad (Khalifah terakhir Daulah Umayyah) dan menganggapnya sebagai ancaman negara. Untuk meredam gerakan Ibrahim bin Muhammad, pada tahun 128 H/746 M Ibrahim bin Muhammad tertangkap oleh pasukan Daulah Umayyah dan wafat dalam pengasingan. 
Wafatnya Ibrahim bin Muhammad membuat keluarga Bani Abbas semakin gencar melakukan pemberontakan. Dibantu oleh Abu Muslim Al-Khurasani, Abu Abbas As-Saffah dan Abu Ja’far Al-Mansyur melakukan penyerangan terhadap kota-kota penting Daulah Umayyah dan menguasainya. Keadaan ini membuat Khalifah Marwan bin Muhammad tidak bisa berbuat apa-apa hingga ia terkepung di kota Damaskus, Syiria. Walaupun ia berhasil melarikan diri ke Yordania dan Palestina, Khalifah Marwan bin Muhammad tertangkap di kota Fustat, Mesir dan wafat di sana. Dengan wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad, maka berakhirlah era pemerintahan Daulah Umayyah.


Jangan Lupa Isi daftar hadir berikut:

SKI Kelas 9 Pertemuan 1 : Menganalisis Kesarajaan Islam di Indonesia


A. Wawasanku

Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 hingga 16 Masehi. Proses masuknya Islam ke Indonesia pada umumnya berlangsung secara damai. Islam Masuk ke Indonesia melalui saluran perdagangan baik para saudagar Arab, Gujarat, Persia dan Cina. Para Pedagang dari Arab sering kali harus singgah beberapa bulan di Indonesia menunggu pergantian angin muson barat dan angin muson timur. Sejak abad ke 7 sebagian besar penduduk Cina bagian barat telah memeluk Islam serta sebagian dari mereka menjalin perdagangan dengan masyarakat Indonesia.

1. Kondisi Masyarakat Indonesia sebelum Islam 
Kondisi masyarakat Indonesia sebelum Islam dapat dilihat dari beberapa aspek, di antaranya perekonomian, sosial budaya, agama/kepercayaan, sosial dan politik, serta berbagai suku bangsa. 

a. Kondisi Sosial Budaya 
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang masing-masing daerahnya mempunyai corak seni, budaya, dan bahasa beragam. Berbagai perbedaan itulah yang membentuk keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Keanekaragaman atau pluralitas tersebut merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. 

b. Kondisi Agama atau Kepercayaan 
Masyarakat yang tinggal di Indonesia sebelum Islam sudah mengenal agama atau kepercayaan. Mereka sudah memeluk agama Hindu, Buddha, dan sebagian menganut kepercayaan Kapitaya. Agama Hindu lahir di India Sekitar tahun 1500 SM dengan kitab suci Weda. Adapun agama Buddha dengan kitab suci Tripitaka lahir di India kurang lebih tahun 500 SM. Sementara itu, Kapitaya adalah sebuah kepercayaan yang memuja “sanghyang taya”, yakni bermakna hampa atau kosong. Mereka mendefinisikan bahwa “sanghyang taya” adalah sanghyang widi tan kena kinaya ngapa yen ana palah dudu (Tuhan itu tidak boleh diserupakan atau bahkan terlintas gambarannya di pikiran kita. Kalau sampai diwujudkan maka itu berarti bukan Tuhan). Sedangkan para orientalis mengklasifikasikan kepercayaan nenek moyang Indonesia dalam dua jenis, yaitu animisme dan dinamisme. 

c. Kondisi Perekonomian 
Penduduk Indonesia sebelum Islam memiliki berbagai mata pencaharian. Di antara mereka ada yang berdagang, bercocok tanam, beternak, serta berlayar atau menjadi nelayan. Penduduk Indonesia mayoritas bercocok tanam, terutama yang tinggal di pedalaman. Adapun yang tinggal di kawasan pesisir rata-rata menekuni profesi sebagai nelayan dan pedagang. Indonesia terletak di daerah tropis sehingga mengalami hujan lebat dan sinar matahari hampir sepanjang waktu yang merupakan elemen penting untuk bercocok tanam. Komoditas pertanian dan perkebunan sebagian besar dapat tumbuh di Indonesia yang notabene memiliki tanah subur melimpah. Indonesia adalah penghasil utama dari berbagai produk pertanian tropis. Komoditas pertanian dan perkebunan penting di Indonesia meliputi cengkih, kayu manis, kayu putih, rempah-rempah, dan lain-lain. 

d. Kondisi Sosial Politik Sebelum Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 hingga ke-12, Sriwijaya mengalami masa kejayaan, baik dalam bidang politik, sosial, maupun ekonomi. Kejayaan yang dialami Sriwijaya sangat ditentukan oleh letak wilayahnya sebagai kerajaan maritim. Dalam hal ini, Sriwijaya merupakan bagian dari jalur perdagangan internasional. Sebagai pelabuhan, pusat perdagangan, dan pusat kekuasaan, Sriwijaya banyak dikunjungi oleh pedagang dari Persia, Arab, dan Tiongkok. Namun, memasuki abad ke-13, Sriwijaya menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Kekayaan alamnya sudah tidak lagi menghasilkan dan kalah dengan pulau Jawa. Untuk menyiasati hal ini, Sriwijaya menerapkan bea cukai yang mahal bagi kapal-kapal yang berlabuh. 
Tindakan Sriwijaya tersebut ternyata tidak memberikan keuntungan bagi kerajaan. Sebaliknya, kapal-kapal asing mencoba menghindar untuk berlabuh. Kemunduran Sriwijaya diperparah dengan serangan Kerajaan Singasari dari Jawa melalui ekspedisi Pamalayu. Melalui ekspedisi tersebut, supremasi Kerajaan Singasari dapat ditancapkan di bekas wilayah Sriwijaya di Sumatra. 
Setelah Singasari berkuasa, kemudian muncullah Majapahit sebagai kerajaan yang memiliki kekuatan dan pengaruh lebih besar. Kemunculan Majapahit ini semakin memperlemah kedudukan Sriwijaya.
Majapahit pernah tampil sebagai supremasi kekuasaan di wilayah Indonesia setelah Sriwijaya runtuh. Kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk beserta patihnya yang terkenal, yaitu Gajah Mada. Dengan Sumpah Palapa, Gajah Mada melakukan perluasan wilayah secara luar biasa. Majapahit kemudian mengalami kemunduran yang lebih banyak disebabkan oleh adanya konflik internal. Pada tahun 1478, Majapahit mengalami keruntuhan. 

e. Kondisi Suku Bangsa Masyarakat 
Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam. Keragaman tersebut terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. 
Setiap suku bangsa mempunyai corak seni, budaya, dan bahasa masing-masing. Berbagai perbedaan itulah yang membentuk keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Pluralitas tersebut merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan.
 
Isilah daftar Hadir dalam Form Berikut ini: