Idul Fitri 1435 H akhirnya jatuh pada hari yang sama, yaitu Senin 28 Juli 2014. Banyak yang bergembira dan menyambutnya dengan suka cita. Meski pada awal Ramadhan kita berbeda namun pada akhirnya pada Idul Fitri kita dapat melaksanakannya dengan bersama-sama. Sidang isbat yang digelar tadi sore mendengarkan paparan hasil rukyatul hilal di berbagai pelosok negeri. Dari lebih dari seratus tempat yang dijadikan lokasi rukyatul hilal, beberpaa tempat berhasil menangkap citra hilal ba'da ghurup. Dengan demikian, ditarik kesimpulan bahwa versi pemerintah bilangan Bulan Ramadhan hanya samapai pada 29 hari saja. Tidak ada istikmal atau penggenapan menjadi 30 hari. Namun, sebelum itu Muhammadiyah sendiri telah menetapkan jauh-jauh hari. Yakni 28 Juli 2014.
Citra Hilalnya Mana ?
Ada sebuah status dari kawan di Facebook. Status ini mempertanyakan dan sekaligus menantang para perukyat hilal Indonesia untuk berani buka kartu tentang penangkapan citra hilal ba'da ghurup. Hal ini saya nilai sangat wajar, mengingat kecanggihan alat optik atau teleskop saat ini sudah luar biasa. Teleskop sudah terintegrasi dengan komputer. Jadi aneh, ketika mereka meruknyat tetapi dengan mata telanjang kelihatan tetapi tidak mampu diabadikan dengan pengambilan gambar melalui teleskop yang tersambnung dengan laptop atau komputer.
Teman satu ini mala berani menantang bahwa "No Foto is Hoax". Artinya pembuktian bahwa benar tidaknya para perukyat melihat hilal harus didukung dengan bukti fisik berupa gambar. Jika tidak maka bisa dikatakan kesaksian mereka hanya sebuah kebohongan belaka. apapun tujuan kebohongan itu, walaupun tujuannya baik menurut saya tidak mesti dilakukan, apalagi di bawah sumpah.
Jadi, usulan dan tantangan tersebut sangat beralasan. Mari ditunggu, apa kesaksian mereka benar atau tidak. Jangan-jangan kesaksian mereka sama dengan kesaksian di Cakung yang pernah ditolak mentah-mentah oleh Thomas Djamaluddin.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.