Langsung ke konten utama

Candi Penataran Blitar

Tanggal 15 Maret 2014, adalah momen tarakhir keikutsertaan saya dalam kegiatan MKKS, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SD Negeri/Swasta di Kecamatan Gempol Pasuruan. Terakhir karena saya tidak (mau) menjabat lagi sebagai Kepala Sekolah. Selebihnya saya kembali menjadi guru biasa di SD yang sama, SD Muhammadiyah 1 Gempol dengan mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mapel PAI adalah mapel yang saya ampu sejak lama, sebelum kemudian menjadi Kepala Sekolah dan sesuai dengan Surat Tugas Saya dari Kementerian Agama Kabuapaten Pasuruan sebagai instansi Induk.
Keikutsertaan kali ini bukanlah dalam forum resmi. Keikutsertaan ini hanyalah dalam kegiatan forum santai. Bentuk kegiatannya tak lain hanya untuk menghormati saya dan rekan sejawat saya Bapak H. Ilyas yang sudah habis masa jabatannya sebagai kepala sekolah. Sebagai tradisi biasanya dari MKKS jika ada pergantian kepala sekolah atau purna tugas, maka yang bersangkutan akan diajak refresing ke tempat tertentu. Kebetulan saat ini, kami diajak ke Blitar mengunjungi beberapa obyek yang ada di sana antara lain, Candi Penataran dan Makam Bung Karno. Selebihnya kami diajak ke Bendungan Sutami, Karangkates dan Makan Malam di Warung Kartini, Jalan Lingkar Barat (Jalibar) Kepanjen Malang.
Saya tidak dapat mengilustrasikan bagaimana Candi Penataran, alangka baiknay sobat sendiri yang menyanksikan jepretan saya berikut ini :





















Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai wal...

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar...