Langsung ke konten utama

Berwisata Pantai Bajul Mati dan Gua Cina (bagian 4) : Potensi Pantai yang Digarap Setengah Hati

http://intisari-online.com//media/images/7010_pantai_balekambang_tanah_lot-nya_malang_.jpgWisata Pantai di Kabupaten Malang selama ini didominasi oleh Pantai Bale Kambang dan Ngliyep. Kedua pantai ini adalah representatif dari destinasi wisata pantai yang ada di Malang. Boleh dikatakan kalau seseorang bicara pantai di Malang, atau hendak melancong dengan tujuan wisata pantai pastilah yang akan dituju adalah ke dua pantai ini. Kedua pantai ini memang lebih dahaulu ditemukan dan digarap. banyak pula sisi eksotis pada kedua pantai ini. Bale Kambang mempunyai keunikan pada pasirya yang berwarna putih serta adanya pura di pulau karang. Untuk menuju pura tersebut telah disambungkan jembatan yang mulus. Sehingga pengunjung akan dengan mudah sampai ke sana tanpa perlu bersusah payah. Jika dilihat dari pasirnya maka akan serupa dengan Prangtritis atau Kuta, namun jika dilihat dari pura itu, maka Bale Kambang lebih menyerupai Tanah LOt yang ada di Bali.
Namun akhir-akhir ini banyak orag mulai mencari sesuatu yang baru. Seiring dengan dibukanya dua onyek pantai, yaitu Gua Cina dan Bajul Mati maka menjadi alternatif baru dalam mendatangkan wisatawan.
Namun sayangnya hal ini belum dibarengi dengan promosi besar-besaran ke khalayak ramai. Akibatnya pengunjung yang datang hanya wisatawan domestik lingkup jatim saja. Itu pun info yang didapat melalui getuk tular dari mulut ke mulut. Satu orang pernah kesana kemudian memberi tahu yang lain bahwa disana ada obyek baru dan layak untuk dinikmati.
Berangkat dari itu kayaknya Pemkab Malang sudah mulai berbuat. Buktinya akses ke dua tempat ini sudah mulai dikebut. Mudah2an kemudian akses lainnya akan menyusul.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...