Langsung ke konten utama

Ketika Para Juru Dakwah Telah DipanggilNya, Kembali (Bag. 3)

Bersama istri dan kedua anakku kulangkakan kaki kami ke arah barat. Haedar berjalan dengan kugandenga sedang Haekal bersama dengan ibunya di gendongan. Jarak rumah kami dengan almarhum hanya kisaran 100 m saja. Rumah almarhum menghadap arah barat. tepat seberang jalan terdapat sebuah masjid yang menjjadi pusat dakwah dan kegiatan di kampung Dateng.
Istriku masuk lewat pintu belakang dengan Haekal. Sedangkan aku dengan Haedar langsung menuju bagian halaman depan rumah melewati samping utara rumah yang masih sangat luas tanahnya. memang salah satu orang yang meiliki pekarangan tanah yang luas adalah almarhum di kampung Dateng.
Di depan sudah banyak para pelayat yang sudah datang. Beberapa Jamaah Masjid At Taqwa II nampak dengan raut kesedian. namapak juga warga kampung lainnya, tokoh masyarakat, warga Muhammadiyah dari Ngoro, Gempol dan lainnya yang tidak semuanya aku kenal satu persatu. Kusalami satu persatu dari mereka. mereka membalas. Ada juga sapaan dan pertanyaan tentang kabar.
kujawab kabar tersebut dengan hamdalah.
"Apa jenazah sudah datanga" tanyaku pada seorang pelayat.
"sudah pak, di dalam. tetapi belum disucikan" jawabnya
Kulihat ruang tamu rumah almarhum. Sesosok jenazah dibaringkan di atas amben. Sesosok yang dulunya tegas memegang prinsip dan keyakinan. Sesosok yang ikhlas dalam dakwahnya. Bahkan saking ikhlasnya, sampai dengan usia senja beliau tidak berkenan ketika mendapat undangan dakwah dijemput pengundang. beliaunya lebih suka jika berangkat sendiri dengan mengendarai motor. sendiri. padahal kadangkala jarak yang dijemput sampai puluhan kilometer dan malam hari. Subhanallah, juru dakwah yang lain kadangkala tidak sanggup untuk melaksanakannya.
Kukuatkan diri menatap sosok tersebut. aku tidak masuk ke dalam karena jenazah akan Segera disucikan. Sementara belum nampak keluarga yang ditinggalkan. menurut informasi semua masih di rumah sakit mengurus administrasi.
Kami semua menunggu, ada yang duduk-duduk di kusih yang terbatas jumlahnya. Ada yang berdiri, bercengkeramah. Tidak terasa panas karena halaman rumah almarhum terlindungi pepohonan yang sangat rimbun. Pohon mangga utamanya sudah berusia puluhan tahun. Yang kuingat pepohonan tersebut sudah ada sebelum aku ada
(bersambung)
Baca juga :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...

DELAP VS MEDHIT

Sekali lagi saya uraiakan kata-kata dalam bahasa Jawa untuk kita apahami kembali dikarenakan kata-kta tersebut sudah mulai  jarang kita jumpai atau kita dengarkan lagi. Kata pertama kata DELAP , arti delap adalah suatu karakter atau sifat seseorang yang suka meminta kepada orang lain. orang delap itu kreatif. tetapi kreatifnya kreatif meminta kepada orang lain. dulu kata ini dilekatkan pada anak-anak yang suka minta kue atau  minuman kepada temannya dengan intensitas tinggi atau keseringan. walaupun sejatinya dia sendiri punya dan mampu untuk beli sendiri. tetapi setiap kali orang lain pegang makanan pasti dia minta. anak tersebut delap , kata teman-temannya. namun demikian predikat delap tidak hanya dilekatkan pada anak kecil. orang dewasa pun bisa dilekati kata ini jika memang memiliki sifat delap . pejabat pemerintah yang suka minta-minta pun bisa dikatakan delap. bawahannya dijadikan sapi perahannya karena sifat delap nya itu. biasanya orang delap juga be...