Langsung ke konten utama

Cara Membuat Media Pembelajaran (bagian 1) : Kartu Kata

Pemilihan metode dan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Tidak ada media yang sempurna. Tidak ada pula metode yang paling baik. Semuanya bergantung pada kebutuhan media dan metode tersebut dalam pembelajaran. Media dan metode yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dalam beberapa postingan ini saya akan mencoba membuat diskripsi media pembelajaran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi saya pribadi dan tentunya para pendidik dan dunia kependidikan.



DISKRIPSI MEDIA PEMBELAJARAN

I . Identitas
1.      Nama Media                           : Kartu Kata
2.      Mata Pelajaran                        : Aqidah
3.      Satuan Pendidikan                  : SD
4.      Kelas / Semester                      : III/ Genap
5.      Standar Kompetensi   :6. Mengenal sifat mustahil Allah.
6.      Kompetensi Dasar        6.1 Menyebutkan sifat mustahil Allah.
 6.2 Mengartikan sifat mustahil Allah
7.      Tujuan Pembelajaran   :
1.      Siswa mampu menyebutkan sifat mustahil Allah.
2.      Siswa mampu mengartikan sifat mustahil Allah.
II. Teknik Pembuatan Media
  1. Menentukan jenis media yang akan dibuat, yaitu visual.
  2. Mencari bahan pembuatan media, antara lain kertas buffalow.
  3. Menyiapkan alat pembuatan media berupa penggaris, gunting, silet dan alat tulis.
  4. Menggunting kertas buffalow sebanyak  20 lembar.
  5. Menulisi karton dengan sifat mustahil Allah dan artinya.
  6. Menentukan langkah-langkah penggunaan media jenis-jenis hukum nun mati.
  7. Menentukan kriteria penilaian.

III. Langkah-langkah penggunaan

  1. Guru menyiapkan kartu berisi tentang kartu  sifat mustahil Allah dan sifat mustahil Allah perkiraan jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas.
  2. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok.
  3. Bagikan kartu kepada masing-masing kelompok dan masing-masing murid memperoleh kartu lebih dari  dua .
  4.  Bersama kelompoknya mereka memasangkan kartu sifat mustahil dengan kartu arti sifat mustahil.
  5. Setelah itu masing-masing kelompok menempelkan pasangan kartu di papan tulis.
  6. Lakukan koreksi bersama setelah setelah semua kelompok selesai.
  7. Mintalah salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil pajangan kartunya. Kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.
  8. Berikan apresiasi setiap hasil kerja murid.
  9. Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.

Keterangan : wujud media terlampir

                                                                                                Gempol, 16 Juli 2010

            Mengetahui
            Kepala SD Muhammadiyah 1 Gempol                                   Pembuat Media




            RIYONO, S.PdI                                                                     RIYONO, S.PdI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...