Langsung ke konten utama

Cara Membuat Media Pembelajaran (Bagian 2) : Card Short


Pada ulasan sebelumnya saya sudah membahas tentang media pembelajaran kartu kata. Pada bahasan kali ini saya akan membahas media pembelajaran card short. Namun tak ada salahnya jika kita simak dulu pengantar berikut ini : Pemilihan metode dan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Tidak ada media yang sempurna. Tidak ada pula metode yang paling baik. Semuanya bergantung pada kebutuhan media dan metode tersebut dalam pembelajaran. Media dan metode yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dalam beberapa postingan ini saya akan mencoba membuat diskripsi media pembelajaran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi saya pribadi dan tentunya para pendidik dan dunia kependidikan.




DISKRIPSI MEDIA PEMBELAJARAN

I . Identitas
  1. Nama Media                           : Card Shord
  2. Mata Pelajaran                        : AL-Quran
  3. Satuan Pendidikan                  : SD
  4. Kelas / Semester                      : 1 / Genap
  5. Standar Kompetensi               : Membiasakan Bersuci.
  6. Kompetensi Dasar       :
- Menyebutkan tatacara berwudhu.
- Mempraktekkan tata cara berwudhu
  1.  Tujuan Pembelajaran :
- Siswa mampu menyebutkan tatacara berwudhu.
- Siswa mampu mempraktekkan tata cara berwudhu
- Siswa mampu membedakan rukun wudhu dan sunah dalam berwudhu

 II. Teknik Pembuatan Media
1.      Menentukan jenis media yang akan dibuat, yaitu visual.
2.      Mencari bahan pembuatan media, antara lain kertas Buffalo warna
3.      Menyiapkan alat pembuatan media berupa gunting,  dan alat tulis.
4.      Menggunting kertas Buffalo sebanyak 5 lembar .
5.      Menempel kertas dengan gambar anak berwudhu
6.      Menentukan langkah-langkah penggunaan media Card Shord.
7.      Menentukan kriteria penilaian.

III. Langkah-langkah penggunaan
1.      Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
2.      Kartu yang berisi gambar anak-anak yang berwudhu dibagikan kepada masing-masing kelompok secara acak.
3.      Anggota kelompok bersama-sama mencocokkan kartu dengan  kartu induk.
4.      Masing-masing kelompok berlomba menyusun gambar yang berisi gambar yang termasuk kelompok rukun wudhu dan sunah wudhu kemudian mengurutkannya sesuai urut-urutan dalam berwudhu.
5.      Lakukan koreksi bersama  setelah semua kelompok selesai.
6.      Mintalah salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil penyusunan gambar  tsb. Kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.
7.      Kelompok yang paling cepat akan mendapatkan point tertinggi.
8.      Berikan apresiasi setiap hasil kerja murid.
9.      Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.

Keterangan : wujud media terlampir

                                                                                                            Gempol, 16 Juli 2010

            Mengetahui
            Kepala SD Muhammadiyah 1 Gempol                                   Pembuat Media




            RIYONO, S.PdI                                                                     RIYONO, S.PdI





Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fungsi

Mitos Sabdo Palon dan Noyo Genggong : Ini Jawabannya !

Telah banyak bersliweran kabar, informasi, cerita legenda dan hikayat tentang keberadaan abdi dalem Kraton MAJAPAHIT (WILWATIKTA) yang bernama SABDO PALON dan NAYA GENGGONG. Dari yang bersifat sangat halus hingga yang berisi SUMPAH SERAPAH yang bersangkutan di era runtuhnya MAJAPAHIT. Belum lagi terbitnya saduran buku-buku baik berupa ajaran atau ramalan yang mengatas namakan dua abdi ini, tetapi semuanya tidak dapat menunjukkan rujukan asli dari sumber ceritanya. Mengingat seringnya timbul pertanyaan mengenai hal ini di group dan forum WILWATIKTA (MAJAPAHIT), maka saya berinisiatif untuk menjelaskannya secara tertulis seperti ini agar bila pertanyaan yang sama muncul, rekan-rekan dapat mereferensi jawabannya dari catatan ini. Hal ini didasarkan pada pengalaman pribadi saya, baik ketika menerima ajaran adat maupun ketika saya berkunjung ke beberapa lokasi peninggalan WILWATIKTA / MAJAPAHIT (di Jawa Timur dan Jawa Tengah). Sesungguhnya penokohan abdi dalem y