Langsung ke konten utama

Membandingkan Guru dan Buruh (jilid 2)

Ada guru yang berkomentar sinis dengan tulisan saya sebelumnya, Membandingkan Guru vs Buruh : Serupa Tapi Tak Sama. Saya sih, terserah apa komentarnya, gak papa. Saya sangat hargai itu. Namun, ada nada yang tidak mengenakkan ketika komentar itu mulai menjustifikasi bahwa pekerjaan mulia hanya guru dan kemudian mencoba menempatkan posisi buruh bukanlah profesi yang diharapkan, saya sedikit tersinggung. Tersinggung, karena saya juga pernah menjadi buruh. Tersinggung karena buruh dianggap bukanlah sebuah pekerjaan yang mulia. Tersinggung, seolah-olah hanya guru yang "seakan-akan" banyak pahala dan berhak masuk surga. Hehehe...
Saya sangat salut sama buruh. Mereka makhluk yang gigih dan tahan banting. Solidaritasnya sangat tinggi. Persatuannya apa lagi. Coba bandingkan dengan guru ? bagus mana ?
Yang jadi guru jangan tersinggung dengan tulisan saya. Silakan introspeksi diri saja. Saya juga guru. Kadang kala ngiri ketika melihat guru demo selama berhari-hari. Memperjuangkan hak-haknya dan juga hak keluarganya. Demo ketika ada rekannya diPHK sepihak oleh perusahaan tempatnya bekerja. Pakai mogok makan lagi. Guru ? mana ada.
Anekdot gan, bagi kita. Guru ada nggak UMK (Upah Minimum Kabupaten) yang didasarkan (Kebutuhan Hidup Layak) ? Nggak ada lah. Coba tengok buruh ! Mereka manusia yang menguasai matematika rumah tangga. Mereka dapat menghitung kebutuhan mereka selama sebulan penuh. Rinci lagi. Kalau Guru. Boro-boro. Belum ada. Dan mungkin ilmunya belum sampai ke sana.
Mudah-mudahan guru cepat sadar dan segera merapatkan barisan. Supaya kehidupannya sebanding layaknya dengan buruh. Amin.

Note * : Bukan maksud hati menyinggung guru. Selamat Hari Guru

Komentar

  1. terima kasih atas informasinya. Semua beritanya terlihat menarik untuk di simak, mohon kunjungi juga website kami, kami tunggu. Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Terimakasih gan, keep blogging. templatenya bagus ini, pengen deh punya blog kayak gini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...