Langsung ke konten utama

Ini yang Membuat Musim Hujan, Kita Betah di Rumah.

Musim hujan telah tiba. Setiap siang dan sore biasanya akan turun hujan dengan intensitas yang berbeda. Ada kalanya hujan deres disertai petir dan angin kencang. Suasana mencekam ditambah listrik di rumah padam. Ada kalanya juga hujan sedang. Dalam hitungan menit sudah redah sedia kala. Kadang pula hujan gerimis mengundang, yang kerasan berjam-jam tidak kunjung redah. Semuanya bagi orang beragama adalah anugerah. Ada kenikmatan yang senantiasa dapat kita petik di balik kejadian. Ada pelajaran yang dapat kita ambil dibalik sebuah peristiwa.
Demikian halnya dengan hujan. Apapun status hujan yang ada. Ada pelajaran dan juga anugerah yang dapat kita ambil. Sekalipun kiranya hujan menjadikan banjir melanda. Atau hanya sekedar rintik-rintik belaka.
Saya sebagai bapak, sebagai suami akan banyak tinggal di rumah ketika suasana hujan. Akan berada di samping istri. Tidur keruntelan dengan anak-anak. Meskipun jika dilihat jam dinding belum menunjukkan jam istirahat. Suasananya memang, yang menjadikan hujan nyaman untuk bercengkrama bersama orang terkasih. 
Apalagi bagi kita orang Indonesia yang doyang nyemil. Suasana hujan akan terasa lebih enak dinikmati dengan santapan-santapan yang hangat. Baikitu makanan berat yang mengenyangkan, atau hanya sekedar makanan ringan sebagai cemilan.
Ada banyak variasi makanan yang dapat dijadikan menu bersantap kala hujan. Bisa kolok pisang atau hanya sekedar gorengan. Bisa juga krupuk petis yang nikmat yang digoreng pasir. Kalau kita punya dana berlebih, bisalah kita mencegat abang bakso yang lewat depan rumah. Jujur saya yakin, mereka senantiasa menanti panggilan kita. Daripada keluar rumah, mending si abang saja yang dipanggil.
tak lupa pula, secangkir kopi atau teh hangat. bagi saya lebih nikmat jika diselingi wedang jahe. Selamat musim hujan. Siapkan selimut yang tebat.
Teruslah waspada

Komentar

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...