Setelah selesaid an puas bermain air serta pasir di pantai Bajulmati, rombongan kami kembali menepi. Sebagian ada yang berbenah dengan mandi di toilet berbayar yang ada di sisi kanan kiri warung. Ada pula yang masih belum puas mengabadikan momen dengan berfoto-foto dengan angel yang bagus sebelum meninggalkan tempat. Saya sendiri bersama isteri lebih memilih untuk merawat anak-anak, memandikan supaya bersih dan mengganti pakaiannya. Selepas itu perut sudah tidak dapat diajak kompromi. Rasanya lapar sekali. Karena rombongan lain belum bersedia makan dan akan diagendakan di Gua Cina maka terpaksa saya makan seadanya. Ada kripik dimakan kripik. Ada roti sebungkus pun habis kulahap.
Perjalanan keluar dari Pantai Bajul Mati melewati rute semula. 100 meter jalan tak beraspal harus kami lewati lagi. Karena sudah agak terang, maka kami dapat melihat rerimbunan dan panorama alam yang ada. Tak sampai 500 meter setelah menapaki jalanan aspal dari Panati Bajul Mati kami berhenti. Ada momen yang sayang kalau dilewatkan. Sebuah jembatan yang memiliki seni artistik cukup tinggi. Sepanjang 90m menghubungkan dua daratan yang terpisah sungai yang bermuara di sisi timur Pantai Bajul Mati. Kelihatan sekeliling pemandangannya cukup bagus. Bukit berbatu nampak telah digerus untuk membuka akses jalan ke pantai ini. Sementara di sisi lain nampak bukit-bukit yang menghijau meski belum masuk musim hujan. Air sungai pun demikian, nampak hijau menarik dan sangat tenang. Tidak dapat saya tebak kedalaman sungai itu. Mungkin cukup dalam.
Kembali ke jembatan. Jembatan ini memiliki kontruksi yang unik. Bagian atas jembatan terdapat material penyambung yang indah berbentuk setengah lingkaran. Sekilas diamati nampak seperti jembatan suramadu Bahkan seorang teman dari masurah mengira bahwa jembatan ini adalah Suramadu.
Momen ini sekali lagi cocok bagi yang suka narsis jepret-jepret untuk akun sosial mereka. Bisa untuk foto profil maupun sampulnya.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.