Langsung ke konten utama

M. Nuh : Beban Mengajar 24 Jam Perlu Direvisi

Di hadapan peserta Rembug Pendidikan Muhammadiyah Jawa Timur Mendikbud berkenan menyampaikan sosialisasi Kurikulum Pendidikan tahun 2013. dalam kesempatan itu Mendikbud memaparkan beberapa argumen mengapa Kurikulum KTSP atau kurikulum 2006 perlu direvisi. Ada beberapa alasan logis yang dipakai Mendikbud untuk melakukan perbahan. Dalam kesempatan itu Mendikbud juga menyangga bahwa yang dilakukan oleh Kementrian bukan mengikuti tradisi ganti menteri ganti kurikulum. "Ini murni kebutuhan untuk menyelamatkan generasi kita" Kata Mendikbud.
Rasional yang digunakan untuk mengganti kurikulum tersebut antara lain :
  1. Beban Kurikulum 2006 terlalu berat bagi peserta didik. Sebagai contoh adalah Mapel IPS kelas I sudah membaca teks bacaan. Padahal seharusnya anak didik baru diajarkan untuk Baca Tulis dan Berhitung. Di samping itu ada materi yang seharusnya belum diberikan di bangku sekolah dasar sudah diberikan di SD. Materi kenegaraan (PKN) tentang struktur organisasi pemerintahan RI dan alat kelengkapannya seharusnya belum ada di SD. Nalar atau logika anak belum masuk.
  2. beban kerja guru sudah terlampau besar. Di Kurikulum 2013 gurudalam mengajar hanya menyiapkan recana pembelajaran saja. Untuk Kurikulum sudah diplot dari pusat sampai silabus pembelajaran. Dengan demikian guru berkurang satu bebannya. Selama ini guru terlalu dibebani dengan persoalan administrasi sehingga guru jarang memiliki kesempatan untuk meng-upgrade kemampuannya dengan menimbah ilmu kembali. Dalam kesempatan itu juga Mendikbud berjanji akan meninjau kembali beban mengajar guru 24 jam.
  3. Indeks prestasi belajar Indonesia rangking dunianya sangat rendah. Hal ini disebabkan banyak materi pembelajaran yang tidak dimasukkan dalam kurikulum kita. Salah satunya adalah masalah pengolahan data dalam pembelajaran kita.
  4. Persoalan kenakalan yang melibatkan remaja atau pelajar. karena dalam kurikulum 2013 penekanan pendidikan Agama ditingkatkan dengan memperbanyak jam pelajaran agama plus Budi pekerti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...