Dulu, waktu saya SD saya bersekolah di SD negeri Watesnegoro 2 yang letaknya dipinggir jalan raya Pasuruan - Mojokerto. daerah saya adalah daerah perbatasan 2 kabupaten tersebut. Jadi jangan heran jika nama desa saya adalah Watesnegoro yang berarti adalah batas sebuah negara. Kemungkinan desa tersebut adalah sebuah desa perbatasan kotaraja Majapahit kalah itu. Mungkin...
Saat saya SD dulu yang namanya ulangan atau ujian di sekolah adalah Ulangan harian, THB dan EBTA/EBTANAS khusus kelas VI.
Karena kala itu menggunakan sistem catur wulan atau cawu. Maka THB atau terkenal dengan UUB kala itu dilangsungkan 3 kali dalam satu tahun. Saat saya SMP hal ini juga tidak berubah.
Karena kala itu menggunakan sistem catur wulan atau cawu. Maka THB atau terkenal dengan UUB kala itu dilangsungkan 3 kali dalam satu tahun. Saat saya SMP hal ini juga tidak berubah.
Pada saat saya SMP perubahan tersebut terjadi. Katanya dengan menggunakan sistem Cawu, siswa terlalu disibukkan dengan ujian yang satu tahunnya sampai 3 kali pelaksanakan. Anak akan jemuh dan strees dengan hal ini. Karena hal tersebut kemudian sistem dikembalikan pada sistem semester. Dalam satu tahun siswa hanya dihadapkan pada dua kalu ulangan umum saja.
namun, saat ini ketika saya sudah menjadi guru, ternyata ulangan tersebut tidak hanya berlaku dua kali saja, bahkan sampai dengan 4 kalu. Pelaksanaan Ulangan semester memang masih ada. Namun karena di dalam kurikulum menuntut adanya pelaksanaan UTS yang diselenggarakan sekolah, maka ulangan di sekolah menjadi 4 kali. lebih banyak daripada sistem Catuw Wulan.
Jika memang dasarnya kala itu untuk mengurangi beban pikiran siswa, kenapa saat ini beban itu justru ditambah. Mungkin hal ini akan menjadi pertimbangan sendiri bagi stakeholder untuk merumuskan kurikulum baru yang lebih baik.
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.