Langsung ke konten utama

Mengkritisi GregetNuswantara dan Ajarannya (bagian 1)

Pada postingan saya sebelumnya yang berjudul Surat Terbuka dari Seorang Sahabat saya memposting tulisan sahabat Anthonio LanglangBuana di GregetNuswantara, sebuah laman Facebook yang dimiliki Turangga Seta. Sebuah yayasan yang katanya bergerak dalam bidang pelestarian budaya Nusantara dan berupaya mengembalikan kejayaan Nusantara. Menjadikan bangsa yang bangga dengan kebesaran leluhurnya. Mencoba untuk merekontruksi sejarah yang selema ini cenderung diwarnai kepentingan kolonial dalam rangka mengkerdilkan pribumi.
Dalam tulisan ini saya mencoba mengurai tentang Paham yang dianut oleh komunitas GregetNuswantara dan mencoba melakukan counter secukupnya saja. dalam penguraian pandangan itu tentu saya akan memakai logika dan abhasa sesederhana mungkin. Dan yang terpenting saya akan menggunakan nurani serta keyakinan pribadi saya yaitu, Islam.
Tulisan ini mungkin akan bersambung dalam beberapa tulisan di belakangnya. Harapan saya mungkin akan memuaskan anda dan memberikan sedikit pencerahan agar anda tidak terjebak dan program cuci otak yang mereka punya. Selanjutnya saya akan bahas per tema, sehingga bahasan tidak menjadi bias dan lebih runtut. Adapun tema yang akan saya bahas adalah beberapa tema urgen seputra keyakinan Gn dan pengikutnya antara lain masalah Penciptaan, Dewa, Tiwikrama, Moksa, Leluhur, Majapahit dan lain-lain. Pembahasannya temanya pun akan cenderung fleksible sesuai mood saya pribadi. Jadi harap maklum

Masalah Penciptaan
Saya Muslim dari lahir. Dibesarkan dalam keluarga muslim dan sekarang berkarya di komunitas muslim. Jadi Islam dalam keseharian saya turut mewarnai perjalanan hidup dan keyakinan saya. Sebagai seorang muslim keyakinan disebut sebagai Iman. Iman dalam Islam menyangkut tiga hal pokok yaitu : Hati, lisan dan perbuatan. Iman itu membenarkan dalam hati. dalam hati orang menerima dengan kedaran pribadi terhadap apa yang diimaninya. Dengan lisannya pun dia berikrar. Bentuk lain ikrar adalah lisannya menunjukkan keimanannya. Setiap tutur dan akatanya adalah wujud imannya. dalam perbuatannya pun demikian. Jadi iman adalah perpaduan tiga unsur tersebut. Iman tidak lengkap jika ada satu aspek keimanan yang diabaikan.
Dalam sebuah percakapan Jibril dan Rasululullah Muhammad SAW terjadi tanya jawab yang dilakukan oleh Jibril kepada Rasul. kala itu Jibril bertanya tentang tiga hal yaitu : islam, Iman dan Ihsan. Ketika sampai pada bahasan masalah iman maka rasul mengatakan bahwa iman adalah Iman kepada Allah, malaikat, KItab, rasul, hari akhir dan takdir baik dan buruk.
Iman kepada Allah menyakini Allah sebagai rab, Sebagi sesembahan yang berhaq untuk disembah dan meyakini asma dan sifatnya. Meyakini Allah memiliki malaikat-malaikat yang malaikat itu adalah makhluk yang patuh yang diciptakan Allah dari cahaya. Meyakini allah berfirman sebagaimana tercatat dalam kalamaullah yaitu kalimat-kalimat Allah yang dibukukan. Meyakini allah mengirimkan rasul-rasul untuk menyempurnakan akhlak manusia. Mempercayai adalanya hari pembalasan di akhirat kelak. Percaya sepunuhnya adanya taqdir diri Allah. (bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa

SKI Kelas 8 PB 9 :B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah

1. As-Suhrawardi al-Maqtul (Ilmuan Teosofis)  Nama lengkapnya Abu Al-Futuh Yahya bin Habash bin Amirak Shihab al-Din as-Suhrawardi al-Kurdi, lahir pada tahun 549 H/ 1153 M di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal, Iran Barat Laut dekat Zanjan. Ia memiliki banyak gelar diantaranya, Shaikh al-Ishraq, Master of Illuminationist, al-Hakim, ash-Shahid, the Martyr, dan al-Maqtul.  Suhrawardi melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu. Ia pergi ke Maragha, di kawasan Azerbaijan. Di kota ini, Suhrawardi belajar filsafat, hukum dan teologi kepada Majd Al-Din Al-Jili. Juga memperdalam filsafat kepada Fakhr alDin al-Mardini. Selanjutnya ke Isfahan, Iran Tengah dan belajar logika kepada Zahir Al-Din Al-Qari. Juga mempelajari logika dari buku al-Basa’ir al-Nasiriyyah karya Umar ibn Sahlan Al-Sawi. Dari Isfahan dilanjutkan ke Anatolia Tenggara dan diterima dengan baik oleh pangeran Bani Saljuq. Setelah itu pengembaraan Suhrawardi berlanjut ke Persia, pusat lahirnya tokoh-tokoh su

SKI Kelas 9 PB 5 : 3.6 Menganalisis biografi tokoh penyebar Islam di berbagai wilayah Indonesia - Syaikh Abdur Rauf as-Singkili & Syaikh Muhammad Arsyad al Banjari

1. Syaikh Abdur Rauf as-Singkili  Nama aslinya adalah Abdur Rauf al-Fansuri yang lahir di kota Singkil. Beliau adalah orang pertama kali yang mengembangkan Tarekat Syattariyah di Indonesia.  Sekitar tahun 1640, beliau berangkat ke tanah Arab untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Abdur Rauf as-Singkili pernah bermukim di Makkah dan Madinah. Ia mempelajari Tarekat Syattariyah dari gurunya yang bernama Ahmad Qusasi dan Ibrahim al-Qur’ani. Kemudian, Abdur Rauf as-Singkili pernah menjadi Mufti Kerajaan Aceh ketika diperintah oleh Sultanah Safiatuddin Tajul Alam.  Abdur Rauf as-Singkili memiliki sekitar 21 karya dalam bentuk kitab-kitab tafsir, hadits, fiqh, dan tasawuf. Beberpa karyanya antara lain sebagai berikut.  Kitab Tafsir yang berjudul Turjuman al Mustafid (Terjemah Pemberi Faedah), yakni merupakan kitab tafsir pertama yang dihasilkan di Indonesia.  Umdat al Muhtajin, yaitu karya terpenting yang ditulis oleh Abdur Rauf asSingkili. Buku ini terdiri dari 7 bab yang memuat tentang dzik