Nahdlatul Ulama lahir 31 Januari 1926/16 Raja b 1344, dengan fondasi ayat: “Dan berpeganglah kalian kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kalian dahulu bermusuh musuhan, maka Allah mempersatu
kan hatimu, lalu menjadilah kau karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kau telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayatayat- Nya kepadamu agar kalian mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran ayat 103).
KH. Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis bin Abu Bakar bin Muhammad Sulaiman bin Murtadha bin Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Sulaiman (Ki Ageng Gribig) bin Muhammad Fadhlullah (Prapen) bin Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri).
H. Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 10 April 1875. Ayahnya bernama Kiai Asy’ari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah.
Salah satu putranya yaitu Wahid Hasyim merupakan salah satu perumus Piagam Jakarta yang kemudian menjadi Menteri Agama RI (1949-1952), sedangkan Abdurrahman Wahid cucunya,, menjadi Presiden Indonesia yang ke-4.
Pada tahun 1892, KH. Hasyim Asy’ari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan berguru pada ulama terkemuka di sana. KH. Hasyim Asy’ari sekembalinya dari Arab, Ia sangat terkenal dalam pengajaran ilmu hadis. Ia mendapatkan ijazah langsung dari Syaikh Mafudz at-Tarmasi untuk mengajar Sahih Bukhari, di mana Syaikh Mahfudz at-Tarmasi merupakan pewaris terakhir dari pertalian penerima (isnad) hadis dari 23 generasi penerima karya ini.
Fatwa Beliau yang sangat Menumental adalah Revolusi Jihad atas Jasa besar Beliau ditetapkan sebagai “Pahlawan Nasional” berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 294 tahun 1964. Hubul Wathon Minal Iman (Cinta Tanah Air sebagian dari Iman).
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.