Puasa adalah sebuah kewajiban yang
diperintahkan Allah kepada manusia muslim, berakal, baligh dan mukim. Kewajiban
puasa termaktub dalam QS Al Baqarah : 183, Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ
مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣
Artinya : Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Ayat di atas adalah ayat
yang menjelaskan tentang wajibnya puasa. Penegasan tentang puasa wajib dapat
dilihat dalam QS Al Baqarah : 185.
Keutamaan
orang-orang yang berpuasa
1. Diampuni
dosanya
Hal ini didasarkan pada
hadits Nabi SAW :
مَنْ صَامَ رَمَصَانَ إِمَانَا
وَإِحْتِسَابًاغُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ دَنْبِهِ)متفق عليه
Artinya :
Barang siapa berpuasa dengan iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Mutafaq alaihi)
2. Puasa
sebagai perisai bagi seorang mukmin dari api neraka
الصِيَامُ جُنَّةٌ أَحَدُكُمْ
مِنَ النَّارِ كَجُنَّةٍ مِنَ القِتَالِ
Artinya : Puasa adalah perisai dari api neraka, sebagaimana perisai
dalam perang (HR Ahmad, An Nasai dan Ibnu Majah)
Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa orang yang berpuasa
akan dijauhkan dari siksa neraka sejauh 70 tahun perjalanan. Nabi bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ
يَوْمًا فِي سَبِيْلِ اللَّهِ بَاعَدَ اللَّهُ بِذٰلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ
سَبْعِيْنَ خَرِيْقًا
Artinya : Tidak seorang
hamba pun berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkannya dari api neraka sejauh
perjalanan 70 tahun (HR Bukhori Muslim)
3. Sebagai
sebab masuk surga
إِنَّ فِيْ الجَنَّةِ غُرَفًا. يُرَي ظُهُوْرُهَا
مِنْ بُطُوْنِهَا. وَ بُطُوْنُهَا مِنْ ظُهُوْرُهَا.قَالُوْا : لِمَنْ يَا رَسُوْلُ
ِللَّهِ
لِمَنْ طيَّبَ الْكَلَمَ.
وَ أَطْعَامَ الطَامِ. وَ أَدَمَ الصِّيَامِ. وَ صَلِّي بِالَّيْلِ وَ النَّاسُ نِياَمِ
Artinya : Sungguh di dalam surge terdapat ruangan-ruangan yang bagian
luarnya dapat dilihat dari dalamnya, dan bagian dalamnya dapat dilihat dari
luar. Sahabat bertanya : untuk siapakah ruangan-ruangan tersebut ? Beliau
menjawab : Untuk siapa saja yang berkata yang baik, memberi makan, selalu
berpuasa, dan shalat malam ketika orang lain sedang tidur (HR Ahmad, Al Baihaqi
dan Ibnu Hibban)
Surga bagi orang yang
berpuasa memiliki pintu khusus yang disebut Ar Rayyan.
إِنَّ فِيْ الجَنَّةِ بَا
بًا يُقَالَ لَهُ الرَّيَّانُ. يَدْخُلُ مِنْهُ
الصَّاءِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَمَتِةِ.لَا يَدْخُلُ مِنْهُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غِيْرُهُمْ.
يُقَالُ أَيْنَ الصَّاءِمُوْنَ فَيَدْخُلُوْنَ مِنْهُ. فَإِذَا دَخَلُوْا أَخِرُهُمْ
أُغْلِقَ. فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Artinya : Sesungguhnya di
dalam surge itu ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan
masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Tidak boleh masuk bersama mereka
seorangpun selain mereka. Kelak aka nada pengumuman : di manakah orang yang
berpuasa ? mereka lalu akan masuk melalui pintu tersebut secara berduyun-duyun.
Setelah orang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tersebut tertutup. Tidak ada
lagi orang lain yang memasukinya (HR Bukhori Muslim)
4. Sebagai
sebab masuk surga
عَنْ أَبْي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى
رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ فَأَتَيَا بِى جَبَلاً وَعْرًا فَقَالاَ لِىَ :
اصْعَدْ فَقُلْتُ : إِنِّى لاَ أُطِيقُهُ فَقَالاَ : إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ
فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ
شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ : مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ
النَّارِ ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا
أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ
أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ : هَؤُلاَءِ الَّذِينَ
يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ
Artinya :Dari Abu Umâ mah al-Bâhili, dia
berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku,
keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal.
Keduanya berkata kepadaku, “Naiklah!” Aku menjawab, “Aku tidak mampu”. Keduanya
berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku berada di
tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, maka aku
bertanya, “Suara apa itu?” Mereka menjawab, “Itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa, tiba-tiba aku melihat
sekelompok orang tergantung (terbalik) dengan urat-urat kaki mereka (di sebelah
atas), ujung-ujung mulut mereka sobek mengalirkan darah. Aku bertanya, “Mereka
itu siapa?” Mereka menjawab, “Meraka adalah orang-orang yang berbuka puasa
sebelum waktunya”. [HR. Nasâ’i dalam as-Sunan al-Kubra, no. 3273; Ibnu
Hibbân; Ibnu Khuzaimah; al-Baihaqi, 4/216; al-Hâkim, no. 1568; ath-Thabarani
dalam Mu’jamul Kabîr. Dishahihkan oleh al-Hâkim, adz-Dzahabi, al-Haitsami.
Lihat: al-Jâmi’ li Ahkâmis Shiyâm, 1/60]
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.