Langsung ke konten utama

Milad Muhammadiyah ke 105 Tahun Pasuruan

Muhammadiyah Tahun ini, Muhammadiyah telah berusia 105 tahun pada hitungan Masehi. Perjalanan lebih adri satu abad Muhammadiyah bukan perkara muda. Jatuh dan bangun, pahit dan getirnya perjuangan sudah dirasakan Muhammaadiyah. Prestasi demi prestasi juga sudah ditorehkan Muhammadiyah. Sumbangsihnya kepada negeri pun tidak dapat dibilang kecil. Urun serta Muhammadiyah menjadikan Indonesia berkemajuan senatiasa akan dinantikan pada masa yang akan datang. Harapan besar selalu dibebankan di pundaknya. Jayalah Muhammadiyah. Termasuk di Pasuruan
Ahad, 16 Nopember 2014. Bertepat di Balai Desa Mororejo Kecamatan Tutur Muhammadiyah meneguhkan kembali eksistensinya. Melalui serangkaian kegiatan Milad Muhammadiyah Kabupaten Pasuruan fokus di sana. Mulai pawai budaya, santunan, donor darah hingga taabligh akbar di gelar serentak. 
Dalam sambutannya, Kepala Desa menunjukkan kepada peserta Milad bahwa desa mereka adalah desa yang menjunjung tinggi Bhinekaa Tunggal Ika. Kemajemukan yang ada tidak menjadikan merk bercerai berai. Kerukunan tetap terjaga meskipun di sana banyak macam agama. Mulai Islam, Hindu, Kristen dan bahkan kepercayaan. Semua hidup rukun dalam dimensi NKRI. Karenanya Muhammadiyah disambut dengn antusias dan harapan yang besar.
Camat Tosari juga memberikan pesan, agar peserta membantu Tosari umumnya pasuruan untuk ikut mempromosikan keindahan alam Tosari yang di dalamnya ada Gunung Bromo. 

Tabligh Akbar
Penulis
Pawai Budaya Dengkek
Marcing Band
Bazar

Komentar

  1. infonya sangat bermanfaat sekali mbak/mas, makasih yach!! beritanya bagus banget dan sangat menarik untuk di baca hari ini. Ijin share juga ya, terimakasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...