Langsung ke konten utama

Tips Menyaipkan Baju Lebaran Yang Tidak Merepotkan Saat Puasa

Sudah jamak, ketika lebaran sudah di depan mata kita akan kalang kabut disibukkan dengan berbagai aktivitas untuk menyambutnya. Mulai dari mempersiapkan kue lebaran, baju, sandal, agenda mudik dan anjang sana ke kerabat sampai hal-hal lainnya yang tidak perlu semisal perbaikan rumah dan perawatan dan perbaruan tanaman hias. Kesemuanya terus terang sangat menyita energi dan waktu kita saat Ramadhan. hal tersebut dapat kita minimalisir andai kita telah menyiapkan jauh-jauh hari sebelum masuk masa Ramadhan.
Untuk urusan kue Ramadhan saat ini sudah banyak arisan kue yang dapat diambil jelang Ramadhan. Jadi kita tidak perlu lagi kemana-mana untuk mencari kue. Kue arisan sendiri bisa kita tentukan sendiri jenisnya. Kalau memang kue yang dimaksud tidak ada memang terpaksa kita mencarinya atau mengerjakan sendiri.
Untuk urusan baju lebaran dan segala pernak perniknya dapat kita siapkan jauh-jauh hari tanpa menunggu Lebaran dekat. Bahkan sebelum masuk Ramadhan kita sudah mulaia dapat hunting baju di beberapa toko. 1 Bulan jelang Ramadhan segala model baju biasanya sudah masuk ke toko. Sehingga kita dapat ememilihnya tanpa kuatir ketinggalan model dan stock. Alhamdulillah lebaran ini sudah saya persiapkan sebelum masuk Ramadhan. Kita tidak lagi sibuk masuk keluar toko hanya untuk beli baju sambil berjubel dengan pembeli lain. Kita juga bisa khusuk Melaksanakan puasa dan Sholat tarawih tanpa beban beli baju baru.

Komentar

  1. sik asik,,, :-)
    memang sebaiknya jauh jauh hari kita sudah harus mempersiapkan baju lebaran agar tidak repot saat menjelang idul fitri, karena kalo sudah dekat, biasanya toko nya mbludhak, jadi gak konsesn milihnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...