Ari Ginanjar Agustian Pelopor ESQ, adalah orang yang sangat piawai dalam memberi motivasi. Dalam buku-bukunya banyak sekali pelajaran penting yang dapat kita ambil hikmahnya. Pun demikian dalam setiap pelatihan ESQ yang diadakannya selalu banyak peminatnya. Meskipun, menurut saya biaya investasinya cukup mahal. Terlepas dari segenap kritik dan juga fatwa dari Majelis Ulama Malaysia yang menyatakan bahwa ajaran ESQ banyak kandungan gado-gado agama, jujur kita akui motivasi yang diberikan oleh Ari Ginanjar mampu memberikan motivasi dan perubahan pada bvanyak orang dan juga perusahaan.
Kisah menarik baru-baru saja saya baca dalam salah satu fan page Ari Ginanjar yang berkisah tentang dua orang yang sedang berbelanja di sebuah toko buku. Kebetulan penjaga toko buku adalah orang yang bertipe menjengkelkan dalam melayani customer. Dia acuh tak acuh dan cenderung tidak menghiraukan pelanggan. Terang saja seorang pelanggan di antara dua orang tersebut tersinggung dan memutuskan untuk tidak jadi berbelanja buku di sana.
Namun tidak demikian dengan orang kedua. Meskipun dia tidak dilayani dengan baik dan cenderung diacuhkan dengan sikap penjaga toko dia sanatai saja. Dia tidak tersinggung dan tetap bersikap ramah. Berbalik 180 derajat dengan pelayanan yang diberikana kepadanya. Hal inilah yang menjadikan pelanggan pertama merasa heran dengan pribadi yang kedua.
"Kenapa kamu enjoy saja dengan penjaga toko. Padahal dia bersikap kurang simpatik kepada kita" tanya pelanggan pertama.
"Oh, Saya tidak ingin sikap hidup saya dipengaruhi oleh orang lain" Jawab pelanggan kedua.
"Maksudnya ?" tanya penggan pertama seraya heran karena tidak memahami maksud jawaban dari pelanggan kedua.
"Begini, kalau ada orang lain jahat kepada kita. Janganlah kita balas dengan kejahatan. Kalau ada orang lain jutek dengan kita jangan pula kita balas dengan sikap lebih jutek lagi. Ketika kita balas demikian berarti sikap kita telah dipengaruhi oleh orang lain. Jadilah diri kita sendiri. Bersikap sesuai dengan diri kita sendiri" Jawabnya.
Kadangkala ada orang lain bersikap jahat, kita bals lebih jahat. Ada orang pelit terhadap kita, maka akan kita balas lebih pelit lagi. Hal ini menurut Ari Ginanjar kita telah dipengaruhi orang lain dalam bersikap. Janganlah kita menjadi pelit lantaran orang lain berksikap pelit. Saya jadi teringat sebuah ungkapan dari para ustadz ketika ceramah, Kalau ada orang yang pelit, jangan kita bals pelit. Saban hari kirimi saja dia dengan amakanan atau apa. Insyaallah dia akan baik kepada kita.
Janganlah Sikap kita dipengaruhi orang lain.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.