Langsung ke konten utama

Rutinitas Hidup, Mau Kemana Tujuan Kita ?

Hidup adalah sebbuah rutinitas. Terus berulang dari satu masa ke masa lainnya. Detik-demi detik. Menit, jam, hari bulan, bahkan sampai tahun. Perputaran masa itu menimbulkan rutinitas yang harus dijalani. Kadang ada rasa jenuh dalam diri. Kadang mulai bosan dengan keadaan. Karena semua berjalan teratur dengan ritme yang sama. Terus menerus tiada henti. Pagi -pagi buta kita bangun utuk tunaikan kewajiban kita sebagai hambah Allah. Sholat subuhlah kita semua. Jika tidak sedang malas maka ada tambahan ibadah bagi kita. Sholat fajar dilanjut dzikir usai subuh. Jika sedang kehilangan selera bisa jadi kita tidur lagi tanpa melaksanakan aktifitas lainnya. Seringnya pula kita lalai. Subuh menjadi bersamaan dengan dhuha. Jika sudah demikian tiba saatnya kita ingat kembali. raba kembali hati sanubari kita. Instrospeksi diri, apa sebenarnya tujuan kita.
Sarapan pagi seusai mandi adalah kenikmatan. Ada energi yang sedang kita kumpulkan untuk memulai aktivitas kita. Kita tidak tahu sampai kapan kita akan bekerja. Kadangkala lembur karena beban kerja menumpuk. Kadangkala pula kita suntuk karena target tan pernah sampai. Ada waktunya kita santai . Sedikit kita buka jendela monitor. Pantau arus lalu lintas di facebook. Sapa sana sapa sini. Chatthing denga rekanan. Basa basi dan lain sebagainya.
Istirahat siang adalah jedah favorit kita. Bisa berselonjor kaki rileks sementara. Menunggu waktu jam masuk kerja. Tentu kita utamakan kewajiban kita terlebih dahulu. Sholat Dhuhur dan makan siang. Sisanya kita bisa tidur-tiduran. Jika tidur beneran maka itu anugerah yang mengankkan di antara sempitnya waktu. Tiba -tiba saja sudah jam satu. Kembalilah kita berburuh dengan waktu menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.
Sore hari kita pulang. Ada perasaan rindu dengan keluarga. istri dan anak-anak pastinya telah menunggu di rumah. " Ayah dapat apa ?" tanya mereka. Jika tidak bawah apa-apa ada perasaan galau di hati. kenapa juga tidak aku belikan saja mereka permen barang seribu rupiah. tentu mereka akan sangat bahagia. Wajah sumringah itu senantiasa kita rindu. Biar capek dan penat belum hilang. Ketika kita lihat senyum mereka terasa semuanya menjadi ringan. Untuk merekalah kita mencari nafkah. (bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...