Perilaku Imitasi Anak

Anak atau balita adalah buah hati bagi orang tuanya. Saat-saat itu adalah saat mulai perkembangannya. Baik Phisik maupun psikisnya. Tingkahnya kadang bikin gemas dan sangat menyenangkan. Celotehnya akan membuat kangen siapa saja. Dengan nada biacara yang agak cedal akan semakin menambah menarik tutur katanya. Polos dan tidak dibuat-buat. Itulah anak kecil. Beda dengan kita yang sudah dewasa.
Anak kecil ibaratnya kain putih. Itu yang kudapat dari bangku kuliah dulu. Terserahlah kedua orang tuanya. Mau dikemanakan dia. Akan dicat apa dia. Dibentuk seperti apa dia. Karena dengan pengaruh kedua orang tuanya ini dia kelak akan tumbuh dan menjadi manusia. Jika pola penerapannya baik, mudah-mudahan baik pula hasilnya. JIka pola pengasuhannya salah bisa jadi salah pula hasilnya.
Seorang anak akan melihat orang tuanya sebagai figur utama yang layak dicontoh sebelum mencontoh lainnya. Komunikasi keseharian akan terekam dengan sendirinya dalam benak anak. Perkemanan itulah nantinya akan menjadi semacam rujukan bagi anak untuk berbuat atau bertutur. Hal inilah yang disebut sebagai proses imitasi. Proses meniru apa yang pernah dilihat atau didengarnya. Jika dia pernah melihat orang tua makan sambil bicara. Maka akan dia contoh juga. Meskipun anak memang suka makan sambil bicara. Jika orang tua suka mengumpat dengan umpatan yang kotor di depan anak. Maka jangan heran jika suatu saat anak akan mengumpat di depan kita. So, hati-hati...
Orang tua adalah cermin bagi anak. Kata-kata bijak sering mengatakan, jika engkau ingin lihat engkau di masa kecilmu. Lihatlah anakmu. Anak adalah foto kopimu. Meskipun tidak seratus persen benar, tidak ada salahnya kita pedomani kata-kata itu agar kita tetap mawas diri dan berusaha agar dapat memberikan pelajaran yang terbaik bagi anak kita

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.