Langsung ke konten utama

Muludan : Sebuah Tradisi

Saat saya SD, setipa kali momentum 12 Rabiul awal sekolah selalu menyelenggarakan kegiatan. Paling sering adalah kegiatan pengajian yang diisi oleh guru agama di sekolah itu. Kegiatan lain hampir tidak ada kecuali kegiatan makan buah yang dibawa dari rumah masing-masing. Buah-buah tersebut sebelumnya dikumpulkan dulu di kantor kemudian dibagi kembali ke siswa supaya merata. Dalam benak kami siswa SD saat itu, ini hanyalah akal licik guru-guru saja agar dapat dipilih dan disisihkan buah yang bagus untuk dibawa pulang. Su'udhon sih, dan memang itu kenyataannya. Walapun murid-murid telah membawah buah yang bagus-bagus dan jumlahnya tidak sedikit. Ketika dibagi kembali biasanya buah-buah kelas menengah ke bawah. Kemana buah kelas atasnya ? Mana anggur merahnya ? Mana apel fujinya ? kok kita hanya dapat bagian pisang meluluh....hehehe
Hal inilah yang kemudian membuat sebagian dari kita galau. Kayak pak pres kita ya ? pakai kata Galau segala. Sehingga ada niat tak baik timbul dalam sanubari kita. Bagaimana caranya agar buah itu tidak ke tangan pendekar berwatak jahat. Hehehe...jadi deh sebagian buah itu kami sembunyikan si belakang sekolah. Pas dikumpulkan ya sebagian saja. Sisanya masih utuh kami simpan dan kami sembunyikan. Nanti kalau pulang diambil lagi.
Jadi gak ikhlas ya ?
Padahal niatan utamanya tadi mengadakan peringatan maulid nabi. Ternyata ?

25 tahun kemudian
Saya sudah jadi guru loh, hehehe...Kalau dulu waktu saya SD ada acara bawah buah. Ternyata sekarang juga masih ada. Kayaknya sudah mentradisi ya. Tapi sorry man, saya tidak suka melakukan hal-hal yang dulu saya benci. Yaitu mengambil bawaan buah siswa pas muludan. Biar itu dimakan siswa saja.
Kalau dikasih ?
Masak saya tolak !!!
Kenangan masa kecil, 23 Januari 2013

Komentar

  1. Jangan munafiq kamu punya organisasikamu peringati hari lahirnya, padahal yang diperingati adalah panutan kita.

    BalasHapus
  2. apa perlu saya jelaskan mengapa muhammadiyah tdk pernah memperingati maulid na
    bi dg kegiatan sbgm dilakukn kbykan org pada umumnya? namun satu sisi ada milad d muhammadiyah?

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai wal...

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar...