Langsung ke konten utama

Bank Syariah Mandiri Beri Beasiswa Didik SD Muhammadiyah1 Gempol

Surabaya, Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah salah satu perusahaan perbankan di tanah air yang berbasis syariah. BSM sendiri adalah anak perusahaan Bank Mandiri yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri. Sebagai Bank nasional BSM menempati rangking 20 besar Bank nasional dan rangking pertama untuk Bank Berbasis Syariat. Dalam kurun tahun 2012 kemarin BSM sudah tersebar di seluruh wilayah Kabupaten di Jawa Timur dan sekarang mulai merambah di wilayah kecamatan yang ada di Jawa Timur.
Bank Syariah telah menjalin kerjasama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebagai salah satu mitra Muhammadiyah BSM memiliki timbal balik dengan Muhammadiyah. Salah satunya adalah dengan menyalurkan dana bantuan Corporate Social  Responbility (CSR)  yang nilai mencarapi 50 juta berupa beasiswa didik kepada siswa Muhammadiyah. Pemberian beasiswa didik ini disalurkan melalui Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
SD Muhammadiyah 1 Gempol merupakan salah satu sekolah yang beruntung mendapatkan bantuan tersebut. Ada tiga siswa SD Muhammadiyah 1 Gempol yang mendapat bantuan. Total bantuan adalah Rp. 50.000 per bulan berlaku selama satu semester atau enam bulan. Jadi satu siswa total mendapatkan bantuan Rp. 300.000,00. Meskipun tidak besar bantuan ini sangat berarti bagi para siswa.
Dalam sambuatannya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang diwakili oleh bendahara PWM, Bapak Syaifuddin Zaini menegaskan bahwa semoga ini bermanfaat dan dapat digunakan dengan benar. Muhah-mudahan bantuan ini juga mendatangkan keberkahan baik bagi yang menerima terlebih bagi yang memberi. Ke depan BSM diharapkan dapat bekerja sama dengan Muhammadiyah pada level ke bawah termasuk di dalamnya adalah amal usaha muhammadiyah AUM.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...