Langsung ke konten utama

Sisa-sisa Renovasi Candi Jedong




Renovasi adalah pekerjaan perbaikan. Ibarat bangunan akan ada tambal sulam dalam pengerjaannya. Yang bagus dipakai yang kurang bagus diganti. Demikian juga dalam pengerjaan renovasi Candi Jedong yang berada di Desa Jedong Kecamatan Ngoro Mojokerto Jawa Timur ini. Pekerjaan Renovasinya sudah kelar beberapa tahun yang lalu. Tampilan candi pun semakin sedap dipandang mata. Pengunjung yang datang akan disuguhi panorama baru Candi Jedong. hal ini saya rasakan sendiri. Dulu saya pertama ke Candi Jedong pada saat saya masih SMP. Saat itu kira-kira saya masih berusia sekitar 15 tahun. Setelah 20 tahun kemudian saya ke sana saya dapati pemandangan yang berbeda dengan saat saya pertama ke sana. Candinya nampak lebih kokoh, cantik dan terawat.
Namun dari perbaikan tersebut ternyata masih menyisakan beberapa PR. salah satunya adalah bagian-bagian candi yang tidak dapat terekonstruksi lagi. Bagian-bagian itu di tata di sudut barat Candi dekat kantor informasi. Pemandangan ini memang tidak mengundang sisi negatrif. namun rasa penasaran saya tergelitik kira-kira ini bagian apa adari sisa pekerjaan candi itu.
Sebelumnya saya juga mendapati pemandangan yang sama saat saya berkunjung ke Candi Prambanan. Tumpukan batu sisa dilokalisir di sudut tertentu. Tidak banyak keterangan di tumpukan tersebut kecuali kode-kode saja. Jika anda penasaran coba lihat bagian-bagian ini :
   





Komentar

  1. Yah inilah kenyataan bangsa Indonesia, segala sesuatu tidak pernah terselesaikan dengan tuntas, selalu saja ada yang terbengkalai. Salam kenal persahabatan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...