Langsung ke konten utama

Kenangan IMM Sidoarjo : Orang yang Mengolok Suatu Saat Akan Kena Batunya

Rekreasi IMM ke Balekambang adalah kenangan yang tak terlupakan. Saat itu si mbahku meninggal dan saya tidak tahu. Tahunya ketika pulang. Maklum teknologi tidak sepesat sekaang. Saat tu (tahu 2000) dapat saya pastikan belum ada kader yang memiliki HP. Jadi saya tidak dapat ditemukan saat si mbah meninggal.
Tetapi tidak hanya itu saja. Saat itu perjalanan dengan menggunakan truk tentara memaksa kami duduk menyamping. Sisi kosong tengah yang seharusnya dapat digunakan untuk nyantai terpaksa tetap diisi karena pesertanya banyak. Jadinya kami berdesakan. Karena posisi menyamping maka ada saja di antara kami yang tidak kuat. Yang selalu mabuk perjalanan darat sudah dipastikan muntah-muntah. Ada kader immawati yang kala itu masuk angin dan terpaksa kami beri pertolongan seadanya.
Shobbah atau Muhammad Fathus Shobah mencoba mencairkan suasana dengan bersikap latah. Dia pura-pura masuk angin dan muntah-muntah. Huekkkkkk.....huekkkk...... berulang kali dia lakukan. Yang merasa jijikan sangat tersiksa dengan suasana itu. Yang marah pastilah banyak. Yang merasa gembira justru lebih banyak lagi. Dan Shobbah terus saja melanjutkan aksinya. Hueekkkkkk....
Perjalanan tak terasa sampailah juga keluar meninggalkan Kota Malang dan terus mengarah ke selatan. Perjalanan sudah hampir sampai. Ketika hampir sampai itulah medannya semakin menantang. Jalan berkelak kelok dan anik turun. Kami semua berdebar dan hati cemas kuatir terjadi sesuatu. Saat jalan yang berilku inilah ternyata ada yang tidak kuat dan mabuk darat. Selidik punya selidik ternyata Shobbah yang mabu darat.
Oalah...Habis Ngolok-ngolok kan malah dia sendiri yang sekarang muntah-muntah...Hehhehe
Rasakno.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

DELAP VS MEDHIT

Sekali lagi saya uraiakan kata-kata dalam bahasa Jawa untuk kita apahami kembali dikarenakan kata-kta tersebut sudah mulai  jarang kita jumpai atau kita dengarkan lagi. Kata pertama kata DELAP , arti delap adalah suatu karakter atau sifat seseorang yang suka meminta kepada orang lain. orang delap itu kreatif. tetapi kreatifnya kreatif meminta kepada orang lain. dulu kata ini dilekatkan pada anak-anak yang suka minta kue atau  minuman kepada temannya dengan intensitas tinggi atau keseringan. walaupun sejatinya dia sendiri punya dan mampu untuk beli sendiri. tetapi setiap kali orang lain pegang makanan pasti dia minta. anak tersebut delap , kata teman-temannya. namun demikian predikat delap tidak hanya dilekatkan pada anak kecil. orang dewasa pun bisa dilekati kata ini jika memang memiliki sifat delap . pejabat pemerintah yang suka minta-minta pun bisa dikatakan delap. bawahannya dijadikan sapi perahannya karena sifat delap nya itu. biasanya orang delap juga be...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...