IMM Sidoarjo di jaman kami adalah
IMM yang miskin. Miskin karena kami lumayan miskin. Miskin karena kami tidak
dapat jadup dari kampus. Berbeda dengan saat ini, sepengetahuan saya IMM di
kampus Muhammadiyah sudah cukup diopeni. Anggaran kegiatan dan tahunan sudah
ada. Kalaupun kurang mungkin cukup mencari ke beberapa orang saja yang
dipandang sebagai gudang uang. Karena saking miskinnya ini kami dituntut
kreatif dalam menghasilkan pundi-pundi rupiah. Sepeser rupiah bagi kami akan
sangat menunjang kegiatan organisasi. Di samping itu sebagai mahasiswa kami
mencoba untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan di lingkungan kami sendiri.
Salah satu yang kami tempuh
adalah jualan buku. Untuk jualan buku mustahil bagi kami kulakan sendiri dan
dijual kembali. Salah satu jalan ya kami jual jasa saja untuk mendapatkan
rupiah. Kebetulan saya mempunyai satu rekan yang terlibat dalam dunia
perbukuan. Saat itu dia masih ikut sama orang lain dan sering mengadakan
pameran buku di beberapa tempat. Ketika saya calling dianya OK. Jadilah kami
ambil buku dari dia untuk mengadakan pameran di kampus UMSIDA.
Pameran yang kami lakukan tak
lebih dari dua minggu. Dengan duarasi dua minggu kami sudah optimis mampu
mencapai target yang kami tentukan. Dari pihak temen juga mensyaratkan untuk diadakan
selama dua minggu saja. Lebih dari itu tidak boleh.
Dan syukurlah selama dua minggu
itu kami mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Saat itu tidak sampai lima
ratus ribu. Uang sekitar itu saat ini mungkin tidak berarti. Namun pada saat
itu uang sebesar itu sudah sangat besar nilainya.
Sesuai kesepakatan uang tersebut
karena milik bersama maka akan kami gunakan bersama-sama. Ada usul menarik dari
teman-teman, karena bosan dengan kegiatan-kegiatan yang serius=serius maka
bagaimana kalau digunakan untuk refresing. Memang dana sebesar itu tidak akan
cukup jika digunakan untuk rekreasi ke tempat yang jauh. Ke temapat yang dekat
saja tidak akan cukup untuk menyewa kendaraan. Maka demi mengirit anggaran dan
rasa kebersamaan semua kader kami sepakat refreshing dengan kendaraat darurat.
Kami menyewa truk Angkatan Laut (AL).
Jadilah kami berangkat ke Pantai
Balekambang malang dengan menyewa truk tentara. Karena dana masih saja kurang
kami sepakat untuk iuran sebesar lima ribu rupiah. Lumayan lah refreshing
meskipun hanya dengan truk tentara. Yang penting rasa kebersamaan tetap
terjalin antara kita semua.
Jadilah kami ke Rekreasi ke
Balekambang naik buku
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.