Langsung ke konten utama

Kebun Raya yang "masih" Hijau

Hijau pemandangan mungkin sudah menjadi barang langka di daerah kita. Beberapa tempat semisal persawahan kini berubah fungsi menjadi perumahan. Tegalan dan tempat-tempat lain disulap menjadi pabrik. Hutan dan gunung sekarang berali fungsi sebagai tempat peristirahatan. Villa dan Hotel berdiri menggantikan pepohonan yang dulunya hijau alami. Pemdandangan hijau menjadi barang langka. Padahal dulu negeri ini dikenal dengan sebutan zamrud katulistiwa lantaran pemandangannya yang hijau. Di tengah susutnya area hijau Kebun Raya Purwodadi menyajikan pemandangan lain. Nuansa hijau dengan pepohonan lebat tetap menjadi primadona bagi saya yang berkantong tipis untuk rilek seraya menghirup oksigen segar.
Murah memang. Tiket masung per orang tak lebih dari 5000 rupiah. Plus parkir motor yang hanya 1500 rupiah adalah angka yang cukup murah. bandingkan saja seandainya saya ke Taman Safari yang peorangnya sampai angka di atas 50.000 rupiah. tempat hiburan lainnya juga demikian, rata-rata di atas 50rb.
Pemandangan yang asri dengan hamparan lapangan hijau menjadikan kita betah berlama-lama di sana. Kembali ke fungsi aslinya tempat ini adalah lembaga pendidikan dan penelitian milik LIPI. Tetapi juga dijadikan sebagai sarana refreshing. Bagi generasi muda tak jarang mereka yang kasmaran memadu janji di sini. Ahhh biar saja.
Berikut pemandangan yang saya abadikan ketika saya ke sana minggu kemarin :














Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...