Langsung ke konten utama

Jadi Kepingin Nulis Novel

Emmmm...hemmmm....emmemme. Pertama-tama....bla...blaa....blaa. Hehehe...Peace bro sabar dulu. Sebenarnya dalam kepala ini banyak ide yang ingin saya munculkan sebagai tulisan. Khususnya nulis cerpen atau novel. Tetapi, sekali lagi tetapi.....saya ini belum memiliki keberanian ekstra kuat untuk menuangkannya dalam sebuah karya. Saya masih minder, kurang PD. Jangan-jangan tulisan itu akan jelek hasilnya. Pembaca pada kabur. Dikritik ekstra pedas sana sini. Dicaci maki sebagi tulisan sampah dan lain sebagainya. Hal ini memang saya sadari betul, mengingat saya belum memiliki kapasitas ebagai seorang penulis. Kapasitas saya masih sebagi penikmat saja. Membaca dan membaca. Saya belum sampai pada maqam penulis apalagi penulis itu tergolong penulis hebat macam Kang Abik, Mbak Helvi atau Andrea Hirata. Sehingga tau dirilah.....saya belum maju ke medan tempur sudah mati tersungkur.
Angan-angan di atas memang menjadi momok bagi saya yang akan memulai. Memulai sebuah karya untuk dikonsumsi orang banyak. Apakah memang semudah itu karya dapat diterima orang banyak ? Tentu tidak kan. Makanya saya ingin memulai menulis minimal untuk diri saya sendiri. Untuk orang di sekitar saya. Jika memang bagus tentu apresiasinya bagus. Jika memang jelek, ya cukuplah kejelekan itu hanya untuk saya dan orang sekitar saya. Tidak sampai menghancurkan reputasi saya di dunia persilatan. Hehehe...bisa-bisa memperbesar kemaluan jika diketahui banyak orang. eh eh eh  eh....ternyata pak guru bisa nulis cerpen juga to ? kok alurnya tidak karuan. Endingnya kok jadi gak nyambung dengan judulnya ya ?
Jadi tunggu saja, saya akan tunjukkan pada dunia bahwa saya juga bisa mengalahkan mereka dalam berkarya. Saya juga bisa bikin cerpen, nulis puisi, atau bikin novel. Tunggu saja tanggal mainnya........
Tapiiii....saya mau nulis apa ya ?.........glodak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...