Langsung ke konten utama

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sidoarjo : Sebuah Penempahan

Terus terang saya adalah produk penempahan. Sebagai produk tempahan saya mengalami penempahan berkali-kali. Tidak hanya satu pande besi yang menempah saya. Banyak penempah yang terlibat dalam penempahan hidup ini. Mulai ketika kecil diasuh oleh kedua orang tua, dikeloni saben malam sama si mbah sampai sering tidur di TPQ. Semasa kuliah hampir tiap hari mendiami gedung TK ABA Porong sendirian sampai selalu bermalam di Masjid An Nur Sidoarjo. Perjalanan hidup terus berlanjut dan memang seharusnya demikian. Tempahan-tempahan lainnya saya rasakan kala terlibat di dalam organisasi baik itu di kampus mapun kala berada dalam masyarakat. Yang paling terasa adalah ketika berda di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah  (IMM) Sidorajo. Dulu saya sangat yakin bahwa organisasi banyak manfaatnya. namun saya yakin pula bahwa manfaat tersebut dapat dirasakan dalam tempo akan datang bukan saat itu juga. Jika saya rasakan saat itu juga berarti instan.
Karena itu seiring perjalanan hidup maka manfaat itu akan kita rasakan. Ya, salah satunya saat ini. Saya mulai jadi orang, Bukan jadi kambing atau sapi....
Hehehehe...Serius amat.
Pada kesempatan yang akan datang saya akan menulis kenangan kenangan ketika di IMM Sidoarjo dan tentunya akan saya bumbuhi dengan humor - humor kecil biar tidak terkesan kaku. Salam Ikatan !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...