Langsung ke konten utama

Masih Banyak Guru PAI yang Gaptek

Disadari atau tidak. Diakui atau tidak. Masih banyak guru PAI yang gagap teknologi alias Gaptek. Tidak menguasai komputer apalagi internet. Mengetik saja kesulitan apalagi membuat blog. Hal ini saya dasarkan pada pengalaman pribadi saya sebagai
seorang guru PAI. Betapa banyak rekan-rekan saya yang belum terbiasa untuk melaksanakan tugas dengan komputer. Sekedar copy paste RPP dan silabus kita masih menggunakan jasa orang lain apalagi untuk membuat sendiri.
Dalam PLPG (saya tahun 2011), dalam setiap kelas disediakan sebuah LCD proyektor. Harapan panitia dan juga dosen-dosen pembimbing, akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh peserta sebagai media praktek pembelajaran. Namun sayangnya hal ini tidak berjalan maksimal. LCD hanya digun

akan beberapa gelintir orang saja, beberapa peserta dan tentunya dosennya.
Rata-rata teman-teman guru PAI asyik dengan media lain yang menurut saya pribadi sudah jadul. Bermain dengan kertas dan spidol serta gunting. Belepotan lem tempel sana tempel sini. Waktu banyak tersita untuk menghasilkan karya itu tentunya.
Saya bukanlah orang yang paham betul dengan teknologi informasi. Namun sebisa mungkin saya belajar teknologi informasi. And So, kapan akhi2 dan ukhti GPAI berubah ? mari sama-sama kita melangkah dan belajar untuk lebih baik.
Salam kenal semua. Mari mampir ke GUBUG SAYA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...