Langsung ke konten utama

Penanggungan Terbakar

Musim kemarau panjang masih saja belum menunjukkan tanda-tanda kapan akan berakhir. Akibatnya di beberapa tempat penduduk mulai kesulitan air. Solusi yang dilakukan pemerintah hanya sebatas memberikan bantuan air bersih saja, membuat hujan buatan dan sisanya silakan lakukan sendiri. Akibat lainnya adalah kebakaran di beberapa tempat terutama di kawasan hutan lindung dan gunung.

Salah satu gunung yang mengalami kebakaran  adalah Gunung Penanggungan yang ada di kawasan Mojokerto. Kemarin ketika saya jalan-jalan sore hari nampak oleh pandangan mata saya Penanggungan Terbakar. Kebakaran berawal dari sisi barat gunung penanggungan merembet ke arah utara dan selatan. Khusus arah selatan saya tidak dapat mengamatinya karena saya berada di sisi utara gunung.
kebakaran ini tergolong besar dan cepat. hal ini banyak disebabkan karena Penanggungan pada sisi puncaknya didominasi rerumputan ilalang. Pada kemarau saat ini rerumputan tersebut dalam kondisi kering kerontang. tak mengherankan jika disulut dengan api sedikit saja kebakan langsung dapat meluas. angin yang berhembus kencang juga turut membantu api bergerak cepat melahap rumput ilalang. Tidak kurang dari 4 jam rumput puncak penanggungan hampir habis dimakan api.
Api kemudian merembet ke arah bawah. Ada beberapa desa yang ada di bawah Penanggungan. Jedong, Kunjorowesi dan Sekantong adalah desa-desa yang ada di sisi utara. Jika tidak berhati dan siaga bisa jadi kebakaran akan melanda perkampungan mereka. 
pada saat saya menulis di blog ini, saya belum melihat lagi konsisi penanggungan. tadi pagi lidah merah di Penanggungan masih menyisakan kepulan asap. Mudah-mudahan api segera dapat dipadamkan tanpa harus menelan korban harta dan benda apalagi nyawa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...