Langsung ke konten utama

Usia Bertambah, Entah Sampai Kapan ?


Sahabat, dua hari lagi usia saya akan bertambah. Genap sudah menjadi 34 tahun. Tidak ada yang istimewa memang. Tidak ada persiapan khusus apalagi perayaan. Maaf juga jika saya tidak undang-undang. Bukannya saya mau mengadakan perayaan tetapi tidak ada dana. Bukan pula saya penganut madzhab anti ulang tahun yang ekstrim. Tidak.
Tetapi bagi saya memang sekali lagi tidak ada yang istimewa dalam hal ini. Usia bertambah bukankah setiap tarikan nafas kita usia kita memang bertambah. Tidak usah menunggu diperingati setiap tahun untuk menandai bertambahnya usia kita. Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, setiap minggu, bulan dan seterusnya adalah pertandah bertambahnya usia. jadi mengapa harus diperingati setiap tahun ?
Menggelitik memang, bagi saya yang tidak pernah diperingati hari ulang tahunnya mulai lahir samapai dewasa. Hanya dibanca'i saja sama bapak dan emak waktu selapan dulu. hehehe
Alhamdulillah juga saya masih hidup sampai sekarang. Walaupun sejujurnya jatah saya terus berkurang entah sampai kapan ?
Saya hanya terus berdoa. Mudah-mudahan saya diberikan keberkahan dalam umur saya. dan kalaupun umur itu sudah diputus sama Yang Kuasa, saya memohon agar diputus secara khusnul khotimah. mengingat dosa dan kesalahan saya yang bertumpuk dan berlipat ganda. amin ya Rab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...