Langsung ke konten utama

Ketika Ramadhan Hampir Usai, Mari Kita kembali.....ke asal

Ramadhan 1433 H sudah hampir usai. Sebagaimana Sabda Nabi, puasa jika melihatnya (hilal), berbukalah jika melihatnya (hilal). Ini berarti bilangan bulan Ramadhan telah genap dan kita sampai pada hari kemenangan yanitu Idul Fitri 1433 H. Gegap gempita perayaan Idul fitri akan segera kita rasakan bahkan dirasakan semua umat Islam di dunia.
Mulai dari kumandang takbir di masjid dan Mushollah, sampai dengan takbir keliling dengan kendaraan truk pengangkut manusia. Ada kalanya takbir tersebut diiringi dengan musik dangdut sampai dengan disko. Ini kenyataan dan tidak usah kita bantah. Mereka berjoget kegirangan, seolah lepas dari beban yang sangat berat. Saya jadi su'udhon, kira-kira mereka puasa tidak ? Kalaupun iya apa puasa tersebut tujuannya untuk hura-hura ketika hari raya ? tentu tidak kan
Kita pun akan dihibur dengan atraksi kembang api dan mercon di malam takbiran bahkan sampai beberapa hari berikutnya. Suasana yang meriah kita rasakan. Semua keluar rumah untuk menyaksikan secara langsung peristiwa langka ini. Entah berapa duit yang kita keluarkan untuk hal ini. Saya jadi ingat, dulu mercon pernah dilarang oleh kepolisian. Kenapa saat ini kok malah cenderung dibiarkan. Kalau kita lihat label mercon itu sendiri, kebanyakan mercon doproduksi oleh negeri tiarai bambu, China. Berarti ada semacam impor mercon dari sana, kalaupun impior berarti ini menjadi legal dan diperbolehkan. Saya jadi bertanya, sejak kapan pemerintah membolehkan impor mercon.
Belum lagi kalau kita mau hitung, berapa jumlah uang yang dikeluarkan untuk menyalahkan mercon atau kembang api. Tarulah harga mercon itu sepuluh ribu rupiah dan ada sekitar sepulu juta saja penduduk atau umat Islama yang menyalahkannya, berapa uang yang "dibakar" pada malam itu. Rp. 10.000,- x Rp. 1.000.000,- = Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah). angka yang luar biasa. Ini kalau hanya satu juta yang menyalahkan mercon dengan frekuensi satu kali saja. Dan saya yakin yang menyalahkan mercon lebih dari satu kali dan orangya ;ebih dari satu juta orang. Saya jadi bertanya juga, apa rakyat kita sudah cukup sejahtera sehingga sudah enjoy "membakar" uang.
Saya juga bertanya, kalaupun sudah sejahtera, kenapa masih banyak yang mendaftar jadi orang miskin dan berharap mendapat bantuan. Kenapa juga masih banyak yang enggan membantu pembangunan masjid sehingga harus "mengemis" di pinggir jalan. Kenapa juga ketika Ramadhan hampir usai bahkan ketika telah usai tidak banyak yang membayar zakat malnya. Aneh...juga sih.

kenapa juga para ulama, pemerintah diam saja ya ? padahal ketika mau masuk Ramadhan mereka ramai sendiri untuk melihat hilal, tetapi ketika melihat hal-hal kayak begini mereka diam saja. Lagi-lagi saya jadi su'udi...(hehehe...su'udhon) jangan - jangan mereka juga turut "menikmatinya" atau mereka menganggap hal biasa saja. 
Dari sini seharusnya kita dapat berfikir, jangan-jangan ada yang salah dengan umat ini, ada yang salah dengan kebijakan pemerintah ini, ada yang salah dengan para dai dan ulama umat ini.....????
Saya jadi berfikir, kira-kira kalau kayak gini kita berhasil tidak dalam mewujudkan tujuan puasa ? wahhhh...gak jadi wisuda kayaknya......Kembali ke asal....bukan kembali fitrah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa

Mitos Sabdo Palon dan Noyo Genggong : Ini Jawabannya !

Telah banyak bersliweran kabar, informasi, cerita legenda dan hikayat tentang keberadaan abdi dalem Kraton MAJAPAHIT (WILWATIKTA) yang bernama SABDO PALON dan NAYA GENGGONG. Dari yang bersifat sangat halus hingga yang berisi SUMPAH SERAPAH yang bersangkutan di era runtuhnya MAJAPAHIT. Belum lagi terbitnya saduran buku-buku baik berupa ajaran atau ramalan yang mengatas namakan dua abdi ini, tetapi semuanya tidak dapat menunjukkan rujukan asli dari sumber ceritanya. Mengingat seringnya timbul pertanyaan mengenai hal ini di group dan forum WILWATIKTA (MAJAPAHIT), maka saya berinisiatif untuk menjelaskannya secara tertulis seperti ini agar bila pertanyaan yang sama muncul, rekan-rekan dapat mereferensi jawabannya dari catatan ini. Hal ini didasarkan pada pengalaman pribadi saya, baik ketika menerima ajaran adat maupun ketika saya berkunjung ke beberapa lokasi peninggalan WILWATIKTA / MAJAPAHIT (di Jawa Timur dan Jawa Tengah). Sesungguhnya penokohan abdi dalem y

SKI Kelas 8 PB 9 :B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah

1. As-Suhrawardi al-Maqtul (Ilmuan Teosofis)  Nama lengkapnya Abu Al-Futuh Yahya bin Habash bin Amirak Shihab al-Din as-Suhrawardi al-Kurdi, lahir pada tahun 549 H/ 1153 M di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal, Iran Barat Laut dekat Zanjan. Ia memiliki banyak gelar diantaranya, Shaikh al-Ishraq, Master of Illuminationist, al-Hakim, ash-Shahid, the Martyr, dan al-Maqtul.  Suhrawardi melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu. Ia pergi ke Maragha, di kawasan Azerbaijan. Di kota ini, Suhrawardi belajar filsafat, hukum dan teologi kepada Majd Al-Din Al-Jili. Juga memperdalam filsafat kepada Fakhr alDin al-Mardini. Selanjutnya ke Isfahan, Iran Tengah dan belajar logika kepada Zahir Al-Din Al-Qari. Juga mempelajari logika dari buku al-Basa’ir al-Nasiriyyah karya Umar ibn Sahlan Al-Sawi. Dari Isfahan dilanjutkan ke Anatolia Tenggara dan diterima dengan baik oleh pangeran Bani Saljuq. Setelah itu pengembaraan Suhrawardi berlanjut ke Persia, pusat lahirnya tokoh-tokoh su