Langsung ke konten utama

Renungan : Masih Perlukah Kita Rayakan Kelulusan kita ?


Belum sebulan euforia kelulusan berkumandang seantero Indonesia Raya. Kelulusan menempuh jenjang pendidikan mulai dari level pendidikan menengah atas (SMA sederajat) sampai dengan level terendah (SD sederajat) kecuali TK. Semua larut dalam kegembiaraan atas prestasi yang telah direngku (lepas dari adanya jurus dewa mabuk yang dilakukan). Tidak berlebihan memang, karena prestasi tersebut merupakan titik klimaks pengorbanan yang telah dilakukan selama bertahun dengan menghabiskan banyak tenaga lebih-lebih dana.

Banyak cara dilakukan untuk  memandang anugerah tersebut. Ada yang positif dan banyak pula yang negatif. Yang positif dapat dilakukan dengan melakukan sujud syukur atau minimal mengucapkan kalimat tahmid "Alhamdulullahirabbilalamin". kalimat yang kelihatan sepeleh namun besar dan berat timbangannya. Sepeleh karena tidak banyak orang yang mampu dan mau untuk mengucap kalimat pendek ini. Berat karena kalimat ini adalah bacaan tasbih yang bernialai pahala bagi yang membaca. Orang yang lidah dan hatinya biasanya bersyukur akan mudah mengucapkannya. Tetapi bagi yang tidak biasa, Jangan harap akan mudah mengucap kalimat ini. Kita juga bisa undang anak-anak tetangga kanan kiri, anak-anak yatim dan teman-teman, sekali-kali ajak mereka makan-makan. Bisa di rumah atau kalau kita punya dana bisa ke warung-warung yang ada. Kegiatan positif lainnya dapat dilakukan dengan mengumpulkan buku-buku pelajaran yang selama ini dibeli untuk disumbangkan ke sekolah. Buku-buku tersebut dapaat dipergunakan kembali untuk adik-adik kelasnya yang secara keuangan dan keilmuan memang sangat mebutuhkan. Di samping buku-buku, kita juga bisa menyumbangkan barang-barang lainnya yang memang tidak digunakan lagi seperti seragam, sepatu dan lain-lain. Memberi akan mendatangkan kebahagiaan. Kebahagiaan bagi yang diberi lebih-lebih bagi yang memberi.

Disamping kegiatan positif banyak pula kegiatan negatif yang dilakukan siswa yang lulus UN. di jalan-jalan banyak kita jumpai pawai kendaraan bermotor dengan kenalpot blong. Suara hingar bingar deruh kendaraan membuat bising pengguna jalan lain. Belum lagi ada pelanggaran hak bagi pengendara lain akibat kemacetan yang mereka lakukan. Tak jarang kegiatan tersebut berujung kecelakaan. Disamping pawai acap kali kegiatan itu ditunggangi dengan menenggak miras ataupun Narkoba. Ketika kelulusan siswa wilayah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Banyak siswa yang berpawai dan menuju tempat wisata di sebuah lereng pegunungan yang juga banyak dijumpai villa-villa yang disewakan dengan harga miring. Pelajar baru lulus tersebut banyak yang menginap di sana. Laporan dari toko-toko swalayan dan apotek, ada dua jenis barang yang laris manis ketika ada pengumuman kelulusan UN yaitu : miras dan kondom. Kenapa ?

Berfikir Positif
Kelulusan adalah suatu anugerah dari Allah. Anugerah yang sangat besar. Sudah benar jika kita menyikapinya dengan banyak bersyukur di dalamnya. Dan adalah sebuah pengingkaran ketika kita tidak mensukurinya. Jadi mari kita berfikir positif akan hal ini dan juga bertindak positif akan anugerah ini.
Kelulusan berarti kita akan menapaki jalan dengan level yang lebih tinggi. Pelajar SD akan melanjutkan ke SMP. Pelajar SMP akan ke SMA. dan pelajar SMA akan kuliah atau bekerja. tentu kesemuanya akan berpulang pada kesanggupan kita semua, lebih-lebih masalah dana.
Bagi pelajar SMA, jika kita punya dana mungkin dapat melanjutkan kuliah ke jenjang perguruan tinggi yang kita suka. Mulai dari negeri dengan program unggulan sampai swasta dengan mencocokkan kemampuan. Atau kita bisa daftar ke kepolisian/TNI. Rahasia umum tidak usah dibahas masalah pendaaan. Itu bagi yang punya dana.
Bagi yang tidak punya dana ? ini masalahnya. Tidak mungkin kita selamanya akan menjadi benalu yang bergantung pada kedua orang tua kita. Kita pasti akan sadar diri dan berusaha untuk mencari penghasilan dengan mencari kerja. Mencari kerja bukan perkara sulit di era ini. Tenaga kerja sekarang tidak lebih dihargai dengan harga kontrak bulanan, tenaga harian dan outsourching. Dan untuk mencarinya juga tidak gampang tanpa kita punya link sendiri.
Dan ketika kita tidak dapat pekerjaan ini maka sudah pasti kita akan mendapat predikat pengangguran baru. Pengangguran terdidik lulusan SMAN atau SMAS ini.  so, mari berfikir dan bertindak yang positif. mudah-mudahan kita dapat tambahan rejeki sebagaimana yang difirmankan Tuhan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fungsi

SKI Kelas 8 PB 9 :B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah

1. As-Suhrawardi al-Maqtul (Ilmuan Teosofis)  Nama lengkapnya Abu Al-Futuh Yahya bin Habash bin Amirak Shihab al-Din as-Suhrawardi al-Kurdi, lahir pada tahun 549 H/ 1153 M di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal, Iran Barat Laut dekat Zanjan. Ia memiliki banyak gelar diantaranya, Shaikh al-Ishraq, Master of Illuminationist, al-Hakim, ash-Shahid, the Martyr, dan al-Maqtul.  Suhrawardi melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu. Ia pergi ke Maragha, di kawasan Azerbaijan. Di kota ini, Suhrawardi belajar filsafat, hukum dan teologi kepada Majd Al-Din Al-Jili. Juga memperdalam filsafat kepada Fakhr alDin al-Mardini. Selanjutnya ke Isfahan, Iran Tengah dan belajar logika kepada Zahir Al-Din Al-Qari. Juga mempelajari logika dari buku al-Basa’ir al-Nasiriyyah karya Umar ibn Sahlan Al-Sawi. Dari Isfahan dilanjutkan ke Anatolia Tenggara dan diterima dengan baik oleh pangeran Bani Saljuq. Setelah itu pengembaraan Suhrawardi berlanjut ke Persia, pusat lahirnya tokoh-tokoh su