Langsung ke konten utama

Alumni Muallimin Muhammadiyah Tebet Sutradarai Film Bait Surau

Bandung – Two Synergy Pictures bersama LAZIS Muhammadiyah (LAZISMU) telah meproduksi film Bait Surau yang diangkat dari Novel Bait Surau dan ditulis oleh Rakha Wahyu serta Yus Ismail berdasarkan scenario asli oleh S. Richyana sekaligus sebagai pemilik ide awal dari cerita dalam novel ini. Sementara itu sutradara untuk film Bait Surau ini adalah alumni dari Muallimin Muhammadiyah Tebet, Jakarta, Kuswara Sastra Permana
Hal tersebut diungkapkan Direktur Fundrising LAZISMU Nanang Q. el_Ghazal  dalam launching film Bait Surau di sela sidang Tanwir Muhammadiyah di Hotel Horison, Bandung, Kamis (21/06/2012). Nanang menambahkan, keinginan Lazismu untuk bekerjasama dalam memproduksi film Bait Surau adalah keinginan LAZISMU untuk memberikan tayangan film yang mendidik sekaligus bernuansa religi dalam menyambut bulan Ramadhan ke depan. “film ini ringan, pas untuk memeriahkan Ramadhan dan secara pesan sangat dalam, yaitu mengajak untuk kembali kepada jati diri yakni agama disimbolkan dengan sholat dan membangun surau,” jelasnya. Hasil film Bait Surau ini menurut Nanang, nantinya akan didonasikan untuk program-program kepedulian sosial, “Hasil dari film Bait Surau diantaranya akan digunakan untuk rehabilitasi sarana pendidikan dan sarana tempat ibadah,” jelasnya.

Sementara itu ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam sambutannya pada launching film Bait Surau mengungkapkan, bahwa Muhammadiyah sangat mengapresiasi film Bait Surau , dan sebelumnya Muhammadiyah sudah banyak mendukung dan mengapresiasi film-film religi Islami seperti Sang Pencerah, Ayat-ayat cinta, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dll. Din Syamsuddin berharap kesuksesan film-film sebelumnya dapat diikuti oleh film Bait Surau.
Launching film Bait Surau ini digelar di Manglayang Room, Horison Hotel, bersamaan dengan gelaran Tanwir Muhammadiyah yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat. Hadir dalam launching tersebut adalah Cok Simbara, Astri Nurdin, Melissa Latar, dan Ihsan Taroreh.
Film yang mengambil lokasi gambar di Banten dan Jakarta ini, akan hadir di bioskop-bioskop tanah air pada bulan Juli 2012, nantinya film inio akan menjadi alternative hiburan dan memberi warna bagi umat muslim pada saat menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan 1433 H atau 2012. (dzar)(mac)

sumber :  www.muhammadiyah.or.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...

DELAP VS MEDHIT

Sekali lagi saya uraiakan kata-kata dalam bahasa Jawa untuk kita apahami kembali dikarenakan kata-kta tersebut sudah mulai  jarang kita jumpai atau kita dengarkan lagi. Kata pertama kata DELAP , arti delap adalah suatu karakter atau sifat seseorang yang suka meminta kepada orang lain. orang delap itu kreatif. tetapi kreatifnya kreatif meminta kepada orang lain. dulu kata ini dilekatkan pada anak-anak yang suka minta kue atau  minuman kepada temannya dengan intensitas tinggi atau keseringan. walaupun sejatinya dia sendiri punya dan mampu untuk beli sendiri. tetapi setiap kali orang lain pegang makanan pasti dia minta. anak tersebut delap , kata teman-temannya. namun demikian predikat delap tidak hanya dilekatkan pada anak kecil. orang dewasa pun bisa dilekati kata ini jika memang memiliki sifat delap . pejabat pemerintah yang suka minta-minta pun bisa dikatakan delap. bawahannya dijadikan sapi perahannya karena sifat delap nya itu. biasanya orang delap juga be...