Ketika Para Juru Dakwah Telah DipanggilNya, Kembali (Bagian 4)

Akhirnya jenazah selesai sudah disucikan. Tidak banyak proses yang kuketahui hingga akhirnya jenazah dikafani. Menurut keluarga ada satu wasiat yang tidak dapat dipenuhi. Bahwasanya almarhum telah berwasiat untuk dikafani dengan kain ihram yang dugunakan untuk meleaksanakan ibadah hajinya di tahun 1978. Namun, sampai jenasah disucikan kain tersebut tidak ditemukan. Akhirnya diambil keputusan bahwa jenazah dikafani dengan kain kafan biasanya.
Ada waktu jedah yang lumayan lama antara mensucikan sampai mengubur jenazah. Pasalnya dari pihak keluarga yang jauh belum datang. maka ditunggulah pihak keluarga tersebut untuk menyaksikan kali terakhir almarhum sebelum dikebumikan.
Jenazah diangkat dibawah ke Masjid At Taqwa II yang letaknya berada teapat di depan rumah Almarhum.
Ada yang menarik tetang masjid ini. menurut sejarah masjid ini dibangun sebelum penulis dilahirkan. Tidak ada dokumen pasti. namun yang jelas, masjid ini mengalami beberapa pemugaran. Mulai dari bentuk gedhek yang sangat sederhana sampai sekarang menjadi masjid yang lumayan besar. Masjid yang sekarang adalah masjid yang baru. Sedangkan masjid yang lama digunakan sebagai sarana pendidikan TK ABA 14 setalah dirombak total oleh Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Tentang nama sendiri sebenarnya nama masjid ini adalah Nurul Islah, tetapi waktu pendataan mendadak menjadi Masjid At Taqwa II. Bagaimana kronologisnya ? wallahu aa'lam
Jenazah disemayamkan di depan mihrab. Para petakziyah segera mengambil air wudhu. yang sudah memeiliki wudhu secara tertib membentuk shaf guna melaksanakan sholat jenazah. Penuh sesak di dalam masjid sampai keluar ke teras masjid. Sholat dibagi menjadi beberapa gelombang. Gelombang pertama sholat dipimpin imam H. Barokah (mantan ketua PC Muhammadiyah Gempol).
Tidak sampai 5 menit usai sudah sholat tersebut. (bersambung)

0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.