Langsung ke konten utama

Mendidik Karakter Lewat Teater

Teater adalah salah satu seni pertunjukan. Di SD Muhammadiyah 1 Gempol teater menjadi salah satu kegiatan ekstra yang dapat dibanggakan. Sederet prestasi sudah di peroleh oleh SD Muhammadiyah  1 Gempol lewat perlombaan atau festival teater meskipun belum sampai level tertinggi. Teater SD Muhammadiyah 1 Gempol pun menjadi daya tarik tersendiri.
Teater adalah sarana untuk menyampaikan pesan kepada audien. Pesan-pesan yang disampaikan dibawakan dalam sebuah lakon yang hidup. Tanpa terasa nilai-nilai yang diharapkan akan tumbuh. Pada jaman orde lama pertunjukan teater juga dijadikan sarana untuk menyampaikan atau mengajarkan ideologi tertentu. Sebutlah salah satunya adalah Lekra yang berafiliasi ke PKI.
Di SD Muhammadiyah 1 Gempol pun demikian. Namun lebih banyak penyampaian pesan yang dilakukan justeru tumbuh ke jiwa anak didiknya sebagai peserta pementasa. hal ini memang disengaja. Dengan teater pembentukan watak dan karakter peserta didik lebih mudah dilakukan daripada melalui pembelajaran di kelas. dalam Pembelajaran teater siswa akan diajak berperan langsung melalui sosiodarama yang dilakukan. Pesan moral baik dan buruk akan mudah diibedakan oleh peserta didik.
Tidak hanya itu, semangat mencintai jiwa seni akan tumbuh dengan sendirinya. baik itu seni musik, tari dan terlebih seni teater. Dengan sarana ini peserta didik memiliki keseimbangan dalam otaknya. Antara kecerdasan di bidang seni dan kecerdasan lainnya yang diperoleh dalam pembelajaran di kelas.
-----

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa...

PB13: Para Ulama Daulah Abbasiyah Yang Mendunia (BAGIAN 1)

Ilmu pengetahuan paling penting yang muncul dari aktivitas-aktivitas intelektual bangsa Arab dan umat Islam yang lahir karena motif keagamaan adalah teologi, hadits, fiqih, filologi, dan linguistik. Pengembangan ilmu agama pada masa Daulah Abbasiyah juga dikuti munculnya para ulama yang mumpuni dan produktif banyak menghasilkan karya ilmiah. 1.         Ulama Hadits (Muhadditsin) Para ulama yang mengembangkan ilmu hadits pada zaman Daulah Abbasiyah sangat banyak, yang paling menonjol diantara mereka ada enam. Mereka merupakan pakar hadits yang telah melakukan seleksi ketat terhadap hadits-hadits Nabi Muhammad Saw. tujuan dari penyelesian tersebut adalah untuk mengetahui sumber hukum yang benar. Karya-karya dari enam ulama hadits itu disebut dengan Kutubussittah. Para ulama hadits tersebut adalah : a.         Imam Bukhori (194-256 H/810-870 M) Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqi...

PB 14 : NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA (BAGIAN 1)

  Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fil ‘Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai “pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fun...