Jumpa lagi...maaf kalau anda bosan dengan tulisan saya....
Lebaran...eiiit, Maaf saudaraku kaum muslimin, saya kurang suka dengan istilah ini. Sya tidak tahu kata ini bersumber dari bahasa mana, tetapi kayaknya kata lebaran sekarang ini sedang mengindonesia mengalahkan kata aslinya yaitu Idul Fitri. Sehingga saya sebagai manusia Islam merasa bertanggung jawab untuk meluruskan hal ini.......
Begini, Lebaran kalau tidak salah adalah bahasa orang Betawi. Betawi sekarang sedang nai daun. sbegai ibukota negara kita, Betawi menjadi tolak ukur peradaban bangsa beserta gaya hidup dan budayanya. Bahasa gaul pun demikian, elu, gue adalah bahasa pop mereka. Tidak hjeran banyak berpengaruh dalam perbendaharaan bahasa Indonesia. Dan menurut saya ini harus diluruskan.
Bac to the topic, weleh-weleh....gayanya pake cara masura
Lebaran maknanya sendiri apa saya tidak tahu. Tetapi, bagi saya maupun saudara yang merupakan orang jawa akan merasa terusik dengan kata ini. Kata lebaran dalam bahasa jawa berasal dari kata lebar yang mendapat imbuan akhir an. Lebar berarti habis, tak tersisa. Sedangkan ketika ditambah an maka akan menjadi lebaran. maknanya pun menjadi penghabisan, dan tidak ada sisa sama sekali.
Artikata tersebut bisa bermakna negatif atau bermakna positif tergantung sudut pandang saja dan bergantung juga kalimat yang dibentuk,
Seperti contoh kalau kita pakai untuk melihat bahwa Ramadhan sudah usai dan berganti hari Raya tepatlah bahwa kata Lebaran cocok digunakan, meskipun secara pribadi saya berontak dan merasa tidak cocok dengan pengistlahan tersebut. Masak ramadhan pakai delebar-lebar dan tak tersisa.
Jika kita melihatnya dari kacamata budaya, sesungguhnya ini menunjukkan bahw umat Islam mempunyai budaya lebaran. Budaya menghabis-habiskan harta benda dan kekayaannya ketika idul fitri sudah sampai. Semua uang hangus, kalau gak ada uang, kambing dan ayampun dijual untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Jika tidak mencukupi, meraka berani cari utangan walaupun dengan bunga sekalipun. dari pada anak-anak nagis alasannya.
Mulai dari baju hari raya, hidangan, sepatu sandal, uang saku anak, biaya silaturrahim, angpau dan lain-lain. Semuanya harus tercukupi pada saat hari raya, jika tidak ? kurang sip katanya. Tak heran sehabis lebaran lebar juga uangnya. dan solusi terakhir cari utangan...hehehehe.....
Berbeda dengan idul fitri.....kembali berbuka, ada yang mengatakan kembali suci...terserah deh...dan yang jelas beda jauh dengan makna lebaran. Kalau kita pakai Idul fitri sebagai kembali berbuka berarti kita kembali boleh makan dan minum, Makanya ada istilah zakat fithri zakat yang digunakan agar orang lain bisa bersama-sama berbuka. Atau kita maknai kembali suci, kalau kembali suci kan beda jauh dengan makna lebaran yang bukan kembali suci tetapi kembali cari uang untuk lebaran berikutnya.
Sooo, mari biasakan pakai istilah yang bener....
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.