Hari ini, 14 Maret 2013 adalah hari penting bagi anggota, kader dan juga alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM meskipun saya yakin tidak semua anggota, kader maupun alumni mengingatnya. Penting karena hari ini adalah hari kelahiran gerakan mahasiswa di bawah payung persyarikatan Muhammadiyah. Penting karena dengan kelahirannya wadah perkaderan Muhammadiyah melalui jalur kemahasiswaan Indonesia dapat terwadahi. Penting karena dari rahim IMM ini juga kelak akan lahir-lahir pemimpin Persyarikatan di masa yang akan datang. Penting karena dengan adanya IMM perkaderan mahasiswa betul-betul aktif dan tergerakkan. Dan yang lebih penting bahwa kader yang dilahirkan dari IMM murni dari rahim Muhammadiyah bukan dari rahim sewaan apalagi anak hasil adopsi atau anak yang tidak diharapkan. Walupun sejujurnya saya masih sangat curiga, masih banyak di antara person-person yang ada di Muhammadiyah yang belum dapat menerima kehadiran IMM sebagai bagian dari keluarganya.
Seiring dengan perkembangan waktu, gerakan mahasiswa ini sudah hampir berumur hampir setengah abad. Umur yang lumayan dibilang matang bagi sebuah organisasi. Usia yang dibilang mumpuni untuk menelurkan kader-kader yang benar-benar bermanfaat bagi kelangsungan laju Persyarikatan ke depan. kader-kader yang memiliki sumbangsih nyata bagi kejuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya tidak salah seandainya saat ini saya menyampaikan selamat dan sukses bagi IMM. Mudah-mudahan IMM ke depan semakin jaya.
Terlepas dari itu saya sebagai salah satu alumni Ikatan akan memberikan beberapa urun rembug bagi kemajuan IMM ke depan. Tentu ini masih membuka ruang debat dan boleh didiskusikan. Seandainya pun usul saya dinilai kuran bermanfaat bagi rencana IMM strategis ke depan,saya persilakan untuk didelete saja. Berikut ini beberapa usulan saya. Mudah-mudahan bermanfaat :
- Kader IMM jangan jadi anak manja. Sudah jamak diketahui IMM adalah anak organisasi Muhammadiyah. Meskipun statusnya adalah organisasi otonom yang mempunyai hak mengatur urusan internal tetap saja IMM akan terus menjadi anak Muhammadiyah karena label itu melekat di belakangnya. Secara ideologi dan nasab nyambung dengan Muhammadiyah yang merupakan organisasi dengan amal usaha terbesar di dunia. Karena saking besarnya inilah kadang kala melenakan IMM dalam laju gerakan. Apalagi IMM sudah dijadikan organisasi intra kampus berdasar qaidah PTM dan punya hak mendapat perwalian di kampus PTM. Kemanjaan kadang kala diwujudkan dengan mendapatkan beberapa akses kemudahan di linkungan kampus lebih-lebih pendaaan (khusus yang satu ini saya rasa masih belum maksimal) sehingga sebagian kader menggantungkan diri kepada kampus PTM dan enggan mengembangkan sayapnya di luar PTM. Meraka terlalu keenakan berada di zona nyaman. Lepaskan diri nama besar Muhammadiyah.
- Jangan jadi jago kandang. IMM besar di kampus PTM ini sudah biasa. Dan alangkah anehnya jika IMM mala tidak dapat berkembang dan dipersulit oleh pihak PTM. Jika ada yang demikian perlu dipertanyakan pola kebijakan perkaderan yang diusung oleh pihak PTM. namun lebih dari itu akan menjadi hal yang luar biasa andainya IMM besar dan berkembang di luar PTM. Ini yang kami tunggu. Jangan sekedar jago kandang.
- Jangan Terlampau Liberal. IMM sejatinya memiliki jenis kelamin yang jelas sebagai organisasi. memiliki manhaj gerakan tersendiri konsep keberagamaan. namun saya lihat belakangan banyak teman-teman kader yang terpesona dengan pola gerakan dan pemikiran lain. padahal kalau mau jujur silakan pelajario ideologi sendiri dan perkuat. Jangan ikut-ikutan. Ciptakan produk jangan jadi plagiat. Khusus masalah bahasan keagamaan saya lihat sebagian kader memang banyak mengkaji pemikiran-pemikiran baik dari kalangan Islam maupun non Islam. kecenderunagn pun ada, seolah-olah pemikiran itu menjadi hukum pasti yang wajib diikuti dan diaksanakan. Padahal kalau saya cermati, sebagain besar pemikiran itu kalau tidak terlalu kiri ya liberal. Kenapa tidak berupaya mengkaji islam lebih dalam sebelum menkaji lainnya.
- Bekali Kader dengan kemampuan. Saya sudah jadi alumni IMM sepuluh tahunan. Namun di sepuluh tahun terakhir ini masih saja dihubungi adik-adik IMM. Saya senang saja komunikasi tetap terjalin dan saya merasa diorangkan. Tetapi yang menjadikan saya agak kurang enak jika saya diminta mengisi acara pengkaderan. Bukannya saya menolak, saya cukup senang selama waktu saya ada. Namun kelamaan, kayaknya saya menjadi langganan tetap. Ini yang saya tidak suka. Dulu tahun 2000. Ketika saya dan teman-teman IMM Sidoarjo mulai bergeliat sudah ada komitmen kami, bahwa kami harus mampu mandiri dalam setiap perkaderan. kalaupun kami tidak mampu harus dicarikan solusi. Pertama, kita disekolahkan ke Cabang IMM lain yang lebih maju. Ada kewajiban bagi yang disekolahkan untuk ngramut perkaderan di Cabang Sidoarjo sekembalinya dari sekolah itu. tentu dengan bekal yang telah didapat. Kedua, ada sekolah kader. Kita dibuatkan time schedule agenda sekolah kader ini. Satu kader akan diserahi tugas menyampaikan satu bahasan sebagai tutor dan akan diadakan bahasan bersama setelahnya. Dalam Sekolah kader ini yang menjadi tutor bergiliran. hasilnya lumayan. Paling tidak kami berani ngomong. Walaupun mungkin masih kosong. Lah ini yang kayaknya tidak diterapkan oleh kader-kader sekarang. Sedikit-sedikit bingung cari pembicara.
- IMM jangan malas membaca. Saya melihat ada kebiasaan ngomong tanpa ilmu di IMM. Kenapa ? Karena malas membaca. Baca saja malas apalagi beli buku. Namun jangan juga jadi kutu buka tanpa aksi nyata. Sekali-kali boleh demo. Kalau demo yang berani, yang kompak. Bawa bendera yang banyak dan besar-besar. Pasang pakai tiang yang tinggi. Kalau perlu lebih banyak benderanya daripada yang demo. Bolehlah sekali-kali lawan arus pemikiran. Dan yang penting, jadilah yang pertama.
- Jaling Hubunngan yang harmonis dengan PTM dan Muhammadiyah. Bagaimanpun juga mereka itu bapakmu .
Sekali lagi selamat milad IMM, semoga tetap jaya
IMM jaya semangat yaaa
BalasHapusselamat milad ya semoga tambah jaya 0-0p
BalasHapusIMM jaya selalu ya di ulang tahunnya
BalasHapusMET MILAD, ABADI PERJUANGAN
BalasHapus