Langsung ke konten utama

Selamat Hari Guru : 3 Persoalan Serius Guru Era Modern

Selamat Hari Guru Nasional. Sebuah ungkapan kegembiraanbagi guru. Yang katanya dulu pahlawan tanpa tanda jasa. Yang katanya manusia penghuni surga dan anti neraka. Yang katanya Jasanya tiada tara. yang katanya anti unjuk rasa, meskipun hanya sekedar menuntut haknya. Yang katanya pantang untuk meminta kenaikan gaji, meski hanya dihonor ratusan ribu saja. Yang katanya pelita dalam kegelapan. Yang katanya masuia berbudi dan agen perubahan. Yang katanya motor moral. Yang katanya kata-katanya di guguh dan ditiru. Yang katanya.....bla...bla...bla...terlalu banyak sanjungan untuk disematkan.
Terlepas dari segala bentuk sanjungan yang hampir menyentuh langit itu. Guru tetaplah manusia biasa, dia bukan Malaikat. Makhluk Tuhan yang tidak pernah maksiat kepadaNya.Tentu, ada kurang dan lebih dalam sosok guru. Tentu tidak adil apabila kemudian kita memukul rata guru bersalah, jika ada satu atau dua orang yang berbuat keliru, bahkan melanggar hukum sekalian.
Saat ini, Guru menghadapi tantangan yang tidak mudah. Profesi guru yang semula dipandang sebelah mata mendadak menjadi profesi membanggakan. Profesi yang dicari banyak orang. Sejak ada Sertifikasi Guru dan berimplikasi diberikannya TPP oleh pemerintah, banyak sarjana yang banting stir menjadi guru. Meskipun sebelumnya mereka mengambil program pendidikan yang jauh dari profesi guru itu sendiri.Teknik Mesin misalnya, bahkan juga ada kehutanan. Hubungannya dimana ? entahlah. Tetapi kalau kita mau jujur, hubungannya terletak pada keejahteraan semata. Dari profesi pinggiran menjadi profesi terdepan.
Ada 3 Persoalan yang dihadapai oleh Guru era saat ini. persoalan klasik yang mungkin mengerucut pada masa ini. Persoalan tersebut adalah :
Pertama, Persoalan Moral. Banyak sekarang kita terdengar berita guru melakukan pencabulan terhadap siswanya. Jika dahulu, seorang guru akan berfikir seribu kali untuk menjalin asmara dengan anak didiknya. Persoalan etika dan tata krama menghalangi. Belum lagi adat istiadat dan agama yang masih dipegang teguh. Karenanya guru snagat dihargai oleh siswanya, demikian juga oranaga tua dan masyarakatnya. Tetapi sekarang, pergeseran nilai justeru ikut menggerus nilai-nilai kemuliaan guru itu sendiri. citra yang baik, banyak dirusak oleh guru. Oknum memang. Tetapi, inilah kenyataan. dan saya tidak sedang menjustifikasi semua guru rusak moralnya.
Kedua, Persoalan Kemampuan. sertifikasi adalah sebuah formalitas untuk mendapatkan sertifikat pendidik yang digunakan untuk menebus TPP. Imposibble jika hanya dengan diklat 10 hai seorang guru mampu menjadi pendidik yang handal tanpa dibarengi dengan upgrade kemampuan guru secvara berkala. Buktinya, ketika diadakanUKG oleh pemerintah beberapa tahun silam, banyak guru yang dinyatakan tidak lulus dengan nilai yang sangat memprihatinkan. Jauh dari standar LULUS UN anak SMA. Belum lagi kalau kita berbicara penguasaan teknologi. Guru semakin ketinggalan.
Ketiga, Persoalan Kesejahteraan. Banyak ketimpangan kesejahteraan Guru. Satu satuan dengan satuannya. antara PNS dan Honorer. Antara TPP Kemenag dan TPP Dinas. Ada yang salah dengan sistem kita. Kapan mereka bisa belajar dari semua ini.
Begitulah saudara, Selamat Hari Guru !
Khusus untuk yang TPPnya dibawa naungan Kemenag ? Piye Kabare, Wis Cair Ta ?

Komentar

  1. Terimakasih atas informasinya :) semoga sukses slalu .. Ditunggu informasi menarik selanjutnya :) senang berkunjung ke website anda, terimakasih. sekali lagi thanks.

    BalasHapus
  2. Artikelnya sangat bermanfaat sekali, makasih ne ya!! beritanya bagus banget dan sangat menarik di baca siang ini. Ijin share juga ya, terimakasih sekali lagi

    BalasHapus
  3. Sebentar lagi hari raya idul adha akan tiba, jangan lupa puasa arafah bagi yang muslim, semoga tahun ini membawa berkah dan kebahagiaan. Keep posting, gan..

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada blog ini.

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa

Mitos Sabdo Palon dan Noyo Genggong : Ini Jawabannya !

Telah banyak bersliweran kabar, informasi, cerita legenda dan hikayat tentang keberadaan abdi dalem Kraton MAJAPAHIT (WILWATIKTA) yang bernama SABDO PALON dan NAYA GENGGONG. Dari yang bersifat sangat halus hingga yang berisi SUMPAH SERAPAH yang bersangkutan di era runtuhnya MAJAPAHIT. Belum lagi terbitnya saduran buku-buku baik berupa ajaran atau ramalan yang mengatas namakan dua abdi ini, tetapi semuanya tidak dapat menunjukkan rujukan asli dari sumber ceritanya. Mengingat seringnya timbul pertanyaan mengenai hal ini di group dan forum WILWATIKTA (MAJAPAHIT), maka saya berinisiatif untuk menjelaskannya secara tertulis seperti ini agar bila pertanyaan yang sama muncul, rekan-rekan dapat mereferensi jawabannya dari catatan ini. Hal ini didasarkan pada pengalaman pribadi saya, baik ketika menerima ajaran adat maupun ketika saya berkunjung ke beberapa lokasi peninggalan WILWATIKTA / MAJAPAHIT (di Jawa Timur dan Jawa Tengah). Sesungguhnya penokohan abdi dalem y

SKI Kelas 8 PB 9 :B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah

1. As-Suhrawardi al-Maqtul (Ilmuan Teosofis)  Nama lengkapnya Abu Al-Futuh Yahya bin Habash bin Amirak Shihab al-Din as-Suhrawardi al-Kurdi, lahir pada tahun 549 H/ 1153 M di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal, Iran Barat Laut dekat Zanjan. Ia memiliki banyak gelar diantaranya, Shaikh al-Ishraq, Master of Illuminationist, al-Hakim, ash-Shahid, the Martyr, dan al-Maqtul.  Suhrawardi melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu. Ia pergi ke Maragha, di kawasan Azerbaijan. Di kota ini, Suhrawardi belajar filsafat, hukum dan teologi kepada Majd Al-Din Al-Jili. Juga memperdalam filsafat kepada Fakhr alDin al-Mardini. Selanjutnya ke Isfahan, Iran Tengah dan belajar logika kepada Zahir Al-Din Al-Qari. Juga mempelajari logika dari buku al-Basa’ir al-Nasiriyyah karya Umar ibn Sahlan Al-Sawi. Dari Isfahan dilanjutkan ke Anatolia Tenggara dan diterima dengan baik oleh pangeran Bani Saljuq. Setelah itu pengembaraan Suhrawardi berlanjut ke Persia, pusat lahirnya tokoh-tokoh su