Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Berwisata Pantai Bajul Mati dan Gua Cina (bagian 3)

Puas sudah hati memanjakan diri berfoto di jembatan itu. Sudah beberapa angel yang diambil dan cukuplah untuk bekal ngeceng di akun FB. Namun saya lihat masih banyak dari rombongan yang betah berlama-lama foto disana. Seraya menunggu kami duduk-duduk saja di mobil. Akhirnya sekitar 15 menunggu, rombongan genap berkumpul dan siap melanjutkan perjalanan. Perjalanan ke Pantai Gua Cia tidaklah lama. Sekitar 20 menit kita sampai meski jarak tempuh tidak sampai 2 km. Ada kendala lapangan yang menghambat perjalanan yaitu medan jalan yang hanya berupa makadam. Untuk memasuki area pantai, mobil harus masuk jalan makadam sekitar 500m. Meski tidak jauh tp membutuhkan kewaspadaan ekstra mengingat jalannya naik turun. Disamping itu makadam jalanannya masih sangat kasar dan hanya cukup untuk diakses satu mobil saja. Jika kebetulan berpapasan dengan rombongan yang berlawanan arah, maka satu di antara mobil itu harus mengalah. Menepikan kendaraan untuk memberi ruang kendaraan lain.  Ada beb

Berwisata Pantai Bajul Mati dan Gua Cina (bagian 2)

Setelah selesaid an puas bermain air serta pasir di pantai Bajulmati, rombongan kami kembali menepi. Sebagian ada yang berbenah dengan mandi di toilet berbayar yang ada di sisi kanan kiri warung. Ada pula yang masih belum puas mengabadikan momen dengan berfoto-foto dengan angel yang bagus sebelum meninggalkan tempat. Saya sendiri bersama isteri lebih memilih untuk merawat anak-anak, memandikan supaya bersih dan mengganti pakaiannya. Selepas itu perut sudah tidak dapat diajak kompromi. Rasanya lapar sekali. Karena rombongan lain belum bersedia makan dan akan diagendakan di Gua Cina maka terpaksa saya makan seadanya. Ada kripik dimakan kripik. Ada roti sebungkus pun habis kulahap. Perjalanan keluar dari Pantai Bajul Mati melewati rute semula. 100 meter jalan tak beraspal harus kami lewati lagi. Karena sudah agak terang, maka kami dapat melihat rerimbunan dan panorama alam yang ada. Tak sampai 500 meter setelah menapaki jalanan aspal dari Panati Bajul Mati kami berhenti. Ada momen

Sapi Pun Bisa Sedih : Pembelajaran Tentang Etika Menyembelih Hewan Qurban

Tahun ini alhamdulillah , kami bisa berkurban. Bersama pengurus Musholla Al Hidayah depan rumah kita patungan untuk membeli seekor lembu atau sapi. Sesuai syariat 1 ekor sapi diperuntukkan bagi 7 orang yang berkurban. Tahun ini memang ada lonjakan harga sapi secara luar biasa. Bisa ditebak ini akibat siapa. Tapi saya tidak membahasnya, karena akan ada yang marah pada saya. Semula kita hendak iuran 1,5 juta per orang. Mengingat harga 10,5 juta seekor sapi tidaklah memuaskan maka kami naikkan iuran sampai 1,8 juta per orang. Dengan iuran sekian maka kita sudah dapat memperoleh sapi dengan penampilan yang pantas. Saya berada dalam posisi yang cukup delimatis. Satu sisi saya adalah orang yang aktif di musholla Al Hidayah dan termasuk penggagas kurban patungan ini. Perlu diingat bahwa ini adalah kurban patungan pertama di Musholla ini. Namun juga saya adalah pengurus Takmir masjid At Taqwa II yang ada di Dusun Dateng. Karenanya saya sudah permisi ke takmir masjid maupun Mushollah jik

Berwisata Pantai Bajul Mati dan Gua Cina (bagian 1)

Hari Sabtu, tanggal 13 Oktober 2013, saya beserta keluarga mendapat ajakan dari tetangga untuk pergi tamasya ke Malang. Saat itu ada tiga tujuan yang akan kami kunjungi. Pertama Pantai Bajul Mati, Gua Cina dan juga Pantai Sendang Biru. Ketiganya terletak berdekatan. Karenanya semuanya bisa kita agendakan dalam satu kunjungan saja. kami berangkat dengan dua mobil Avansa. Perjalanan dimulai pukul 10 malam. Molor satu jam dari agenda yang telah kami sepakati yaitu pukul 9 malam. Bekal yang kami siapkan antara lain baju ganti, bantal untuk tidur anak-anak, makanan dan cemilan, makanan untuk pagi hari dan tentu juga obat- obatan. Saat itu bayi saya yang paling kecil memang dalam keadaan sakit mencret. Karenanya kami juga sedkit was-was apakah ikut berangkat atau tidak. Pikiran berkecamuk antara ikut atau di rumah saja mengingat kondisi anak saya. Akhirnya kami beli pampres, meskipun anak saya sudah enggan memakainya sedari kecil. Buat jaga-jaga kalau di perjalanan dia mengalami gangguan pe

Beginilah Mereka Menghancurkan Kita, Lalu Bagaimana Sikap Kita…!

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat. Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali. Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru

Aktivitas Baru : Berkebun dan Menanam Bunga

Akhir-akhir ini ada kesibukan baru buat saya. Aktivitas ini rutin saya lakukan, jika tidak pagi ya sore hari. Saya jarang melewatkannya jika memang sudah terpaksa tidak ada waktu untuk melakukannya. Aktivitas ini lazim disebut orang sebagai berkebun. Ya, berkebun. Kesannya memang sangat jauh dengan aktivitas saya sebagai seorang tenaga pendidik di sebuah lembaga pendidikan Muhammadiyah. memang, aktivitas ini saya lakukan di luar pekerjaan. Aktivitas ini semacam hiburan saja. namun, di sisi lain dapat mendatangkan ketenangan batin dan tentunya kepuasan. Saya tidak melihat aktivitas saya ini sebagai hobby baru. Bagi saya ini aktivitas biasa saja namun efeknya luar biasa. Ada kalanya saya harus mengeluarkan uang untuk membeli tanaman, pupuk dan juga kelengkapan lainnya semisal pot ataupun polibag. Semua kegiatan saya tersebut lebih banyak saya lakukan dalam pot atau polibag. Hanya sebagian kecil saja yang saya tanam pada pekarangan baik depan ataupun belakang rumah. Maklum tanahnya s

Doa Menyembelih Hewan Qurban

Oleh: Badrul Tamam Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam , keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Setiap orang yang berkurban tentunya berharap ibadahnya tersebut diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala . Di samping memperhatikan jenis hewan kurban, umur dan kondisi hewan kurban yang selamat dari cacat, kita juga harus memperhatikan tatacara penyembelihannya. Di antaranya, memperhatikan bacaan saat menyembelih. Apa dzikir atau doa yang diajarkan oleh syariat saat menyembelih hewan kurban? Pada ringkasnya, bagi orang yang ingin menyembelih hewan qurban disunnahkan baginya saat akan menyembelih untuk membaca: بِسْمِ اللَّه اللَّهُمَّ  وَاللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُمَّ هَذَا مِنْكَ وَلَكَ، هَذَا عَنِّي Artinya: ( Dengan Nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari-Mu dan untuk-Mu, ini kurban dariku ). Jika ia m

Bacaan Doa Rasulullah ketika Menyembelih Hewan Kurban

Alhamduluillah, Sekalian puja dan puji hanya milik Allah SWT. Tuhan penguasa alam raya. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada rasulullag junjugan kita Nabi Muhammad SAW. Hukumnya sunnah bagi orang yang berkurban atau hendak menyembeli hewan qurban dengan membaca Basmalah dan takbir sebagaimana yang tersebut dalam Shahihain, dari Qatadah dan Anas RA : ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا "Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkurban dengan dua ekor domba jantan putih campur hitam lagi bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya sambil membaca BASAMALAH dan bertakbir dan meletakkan kaki beliau diatas leher keduanya." Sedangkan dalam lafadz Muslim dari riwayat Anas, "Dan beliau membaca: بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ Dalam Shahih Muslim, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca doa saat