Langsung ke konten utama

SDIT Al Munawwar : Sekolah Minimalis Artistik

Tanggal 12 Nopember 2013, saya berkesempatan untuk mengikuti Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD Negeri/Swasta untuk terakhir kalinya. Ya, terakhir. Karena setelah ini saya secara definitif tidak lagi menjabat sebagai kepala sekolah dimana saya bertugas, SD Muhammadiyah 1 Gempol atau SD MUTU. Sebagai pengganti saya, Persyarikatan telah mengangkat kepala sekolah baru. Khusus pelantikan sebenarnya telah dilangsungkan tanggal 19 Oktober 2013. Jadi, secara definitif saya sebenarnya sudah dominisoner. Namun, karena sertijab molor sampai hari ini, kegiatan kepalas ekolah tetap saya harus laksanakan. termasuk di dalamnya adalah menghadiri rapat dan tanda tangan yang hubungannya dengan kepala sekolah.
Kembali ke MKKS tadi. MKKS kali ini diselenggarakan di SD swasta di kecamatan Gempol. Yang namanya swasta, maka akan ada kesamaan nasib dan juga kesamaan perjuangan. Nasib bahwa sekolah kami bukanlah sekolah pemerintah. Nasib bahwa guru-guru kami bukanlah guru-guru PNS. Nasib bahwa kami harus berjuang memajukan pendidikan. Perjuangan yang sama untuk menegakkan kalimah Allah melalui wadah pendidikan.
SD yang saya maksud adalah SDIT Al Munawwar (huruf 'w'nya dobel) yang terletak di desa Kepulungan Kecamatan Gempol. SD ini adalah SD swasta yang dikelolah oleh yayasan. Namanya SDIT, sering kali orang akan mengasosiasikan dengan salah satu partai yang berlambang bulan sabit singkur-singkuran. Namun, prasangka itu sama sekali tidak benar. Menurut kepala sekoalhnya, Ibu Ainun Choiriyah, sesungguhnya SD ini tidak ada sangkut pautnya dengan partai satu ini. Mereka mandiri dan bersifat non partai.
Ada yang menarik dari sekolah ini. Letaknya memang masuk dan menjorok ke dalam sebuah lokal pendidikan. Sisi depan khusus diperuntukkan bagi PAUD dan TK Al Munawwar. Jumlah siswanya lumayan banyak. Di sisi tengah atau utara dari TK, ada sebuah bangunan masjid yang cukup besar. saya tidak tahu nama masjidnya. Baru, di sisi utara atau kompleks paling akhir bangunan SDIT Al Munawwar berdiri. Bangunan SDnya sungguh unik dan menarik. Bagi saya pribadi sangat salut dengan model bangunan yang ada. Sebenarnya, dengan modal yang ada ini SD ini mampu untuk tampil beda dan bersaing dengan sekolah negeri yang ada di sekitarnya. Tinggal promosi dan pendekatan saja.
Bangunan SDIT Al Munawwar terdiri atas 2 bangunan utama. Bangunan pertama adalah ruang kelas yang terleatk paling utara. Kesan saya pertama melihatnya adalah bahwa bangunan ini adalah bangunan awal yang dibuat untuk ruang pembelajaran siswa. Gedung ini bersifat semi permanen. Atapnya terbuat dari semacam almini tapi bentuknya lengkung. Penyangga seng tersebut adalah rangkah besi. Rangka besi tersebut ditopang oleh beton pada sudut-sudut bangunan. Dinding bangunan sepintas terbuat dari triplek yang dicat dengan corak yang variatif. Ventilasi udaranya cukup besar dan memang dibuat tanpa jendela sehingga angin dari rerimbunan bambu di sekitar kelas dapat leluasa masuk. Pada bangunan ini terdapat 3 kelas yang disket dengan triplek juga. Meski kesannya minimalis, tapi disain yang ditampilkan cukup detail dan apik. Tidak ada kesan murahan pada bangunan yang dihasilkan. Kelasnya bersih. Pajangan hasil karya siswa ditempel dengan baik.

Bangunan berikutnya adalah bangunan kelas juga. Ketika pertama saya datang bangunan inilah yang menjadi sorotan pertama saya. Kebetulan memang, rapat siang ini ditempatkan di banguna ini. Saya melihatnya bangunan ini adalah bangunan baru. Hal ini saya lihat dari kondisi bangunan yang relatif masih sangat bagus. Senada dengan bangunan pertama, bangunan ini sangat mengusik hati saya. Disain yang apik dan tidak murahan akan kita dapati ketika melihatnya. Saya berfikiran, pasti bukan orang sembarangan yang mampu mendisainnya. Hanya orang yang sudah paham masalah bangunan dan sisain yang mampu menggambar dan merealisaikan dalam bentuk bangunan. kalau hanya tukan saja mustahil mampu menghadirkan nuansa seperti ini. 

Bangunan ini lebih berkesan lux daripada mainimalis. Bentunya yang terbuat dari bahan bambu menambah kesan asri bangunan ini. Atap memang masih memakai bahan yang sebenarnya sudah tidak direkomendasikan untuk bangunan publik (asbes keluntung). Namun pada tiang penyangganya terbuat dari kayu kelapa yang sudah dibentuk. Dinding-dindingnya terbuat dari bambu yang ditata membentuk motof tertentu. Jika kita amati, motif yang digunakan adalah motif jajaran genjang dengan diagonal. Jendela-jendela ruangan ini lost sehingga angin bebas keluar masuk. Sisi barat bangunan juga demikian.
Yang meanrik lagi adalah sisi lantainya. Lantai bangunan ini berbeda dengan lantai bangunan pertama yang permanen dan menggunakan ubin. Lantai bangunan kedua memakai kayu. Apa tidak dimakan rayap ? Tidak, lantai tersebut bersifat rumah panggung. Kelas ini sebenarnya didisain sebagai bangunan panggung. Pondasi bangunan berada di stren kali kapulungan yang kemudian dibuatkan tanggul. Pembuatan tanggul beton tersebut sekaligus membuatkan landasan untuk bangunan kelas ini yang bersifat panggung. Kekhawatiran dimakan rayap sedikit terkurangi. Tinggal perawatannya saja. 
Bangunan ini sebenarnya terdiri atas dua ruang kelas yang disket dengan anyaman bambu yang bisa dibongkar pasang. Saya melihatnya, proses bongkar pasangnya mudah karena setiap dinding dan sket dipasangi grendel atau slot yang sewaktu-waktu dapat dilepas dengan mudah. Tinggal lepas kemudian goangkat beberapa orang pria, beres. Namun sayangnya, mayoritas gurunya adalah kaum hawa. Hehehe...
Begitulah pengalaman ke SDIT Al Munawwar. Mudah-mudahan dapat terus berkembang dan berbuat banyak guna masarakat dan agama


-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa

Mitos Sabdo Palon dan Noyo Genggong : Ini Jawabannya !

Telah banyak bersliweran kabar, informasi, cerita legenda dan hikayat tentang keberadaan abdi dalem Kraton MAJAPAHIT (WILWATIKTA) yang bernama SABDO PALON dan NAYA GENGGONG. Dari yang bersifat sangat halus hingga yang berisi SUMPAH SERAPAH yang bersangkutan di era runtuhnya MAJAPAHIT. Belum lagi terbitnya saduran buku-buku baik berupa ajaran atau ramalan yang mengatas namakan dua abdi ini, tetapi semuanya tidak dapat menunjukkan rujukan asli dari sumber ceritanya. Mengingat seringnya timbul pertanyaan mengenai hal ini di group dan forum WILWATIKTA (MAJAPAHIT), maka saya berinisiatif untuk menjelaskannya secara tertulis seperti ini agar bila pertanyaan yang sama muncul, rekan-rekan dapat mereferensi jawabannya dari catatan ini. Hal ini didasarkan pada pengalaman pribadi saya, baik ketika menerima ajaran adat maupun ketika saya berkunjung ke beberapa lokasi peninggalan WILWATIKTA / MAJAPAHIT (di Jawa Timur dan Jawa Tengah). Sesungguhnya penokohan abdi dalem y

SKI Kelas 8 PB 9 :B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah

1. As-Suhrawardi al-Maqtul (Ilmuan Teosofis)  Nama lengkapnya Abu Al-Futuh Yahya bin Habash bin Amirak Shihab al-Din as-Suhrawardi al-Kurdi, lahir pada tahun 549 H/ 1153 M di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal, Iran Barat Laut dekat Zanjan. Ia memiliki banyak gelar diantaranya, Shaikh al-Ishraq, Master of Illuminationist, al-Hakim, ash-Shahid, the Martyr, dan al-Maqtul.  Suhrawardi melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu. Ia pergi ke Maragha, di kawasan Azerbaijan. Di kota ini, Suhrawardi belajar filsafat, hukum dan teologi kepada Majd Al-Din Al-Jili. Juga memperdalam filsafat kepada Fakhr alDin al-Mardini. Selanjutnya ke Isfahan, Iran Tengah dan belajar logika kepada Zahir Al-Din Al-Qari. Juga mempelajari logika dari buku al-Basa’ir al-Nasiriyyah karya Umar ibn Sahlan Al-Sawi. Dari Isfahan dilanjutkan ke Anatolia Tenggara dan diterima dengan baik oleh pangeran Bani Saljuq. Setelah itu pengembaraan Suhrawardi berlanjut ke Persia, pusat lahirnya tokoh-tokoh su