Langsung ke konten utama

Kemilau Mentari sambut UN SD

 
Pagi ini, Senin tanggal 7 Mei 2012 adalah hari pertama pelaksanaan UN utuk SD serentak se Indonesia. Hari ini yang diujikan adalah Bahasa Indonesia disusul kemudian dua hari kemudian dengan mata pelajaran berturut-turut Matematika dan IPA. Tiga hari yang menentukan selama pendidikan 6 tahun yang telah dijalani para siswa. Menegangkan dan menakutkan bagi mereka yang takut> namun tak jarang pula diantara mereka yang cuek saja. Mungkin mereka telah termakan sindrom akut penyakit UN yang ditularkan dari tahun ke tahun. Baik oleh kakak kelas mereka maupun oleh pendidik mereka. Sengaja maupun tidak sengaja. Ada pernyataan enteng dan mencengangkan dari mereka " Paling-paling nanti dapat jawaban dari Temen atau guru pas ke kamar kecil ".Sindrom akut ini telah menjara di berbagai belahan nusantara. Tentu dengan tanda-tanda yang berbeda tergantung seberapa parah penyakit itu menyebar. Mudah-mudahan anggapan saya salah.
Kembali pada topik,
Pagi ini adalah hari pertama UN SD. Saya harus berangkat pagi buta karena ada kewajiban untuk mengambil LJU dan naskah soal di kantor polsek Gempol. Sebuah kewajiban yang harus saya tunaikan rutn untuk 2 hari ke depannya lagi dan tidak dapat diwakilkan kecuali dengan alasan tertentu.Dan guna menunaikan tugas ini pun saya harus mengorbankan tidak mengurus anak-anak di rumah. Memandikan, mengganti pakaian dan lain sebagainya sudah saya serahkan pada Istri saya yang cantik yang sudah setia mendampingi saya selama 6 tahun ini. Perlu diingat anak-anak saya ada 3 dan masih balita semua. Jadi dapat dibayangkan bagaimana  mengurus 3 anak yang masih balita.
Pagi ini setelah sholat subuh dan memasak nasi saya sudah berganti pakaian. Anak nomor dua paling pagi bangunnya. Waktu ganti baju dia sudah merengek minta ikut ayah. Ah....merepotkan juga. Andai waktu saya bukan UN mungkin sudah saya ajak saja daripada menangis.
Dari rumah saya berangkat jam 05.15 WIB tentu setelah memberikan hiburan sedikit pada anak saya dengan muter-muter naik motor di jalan kampung saya. Jalalan pada jam sekian ternyata sudah sangat ramai dan didominasi ioleh kendaraan roda dua. Mungkin mereka adalah para pegawai dan karyawan perusahaan yang akan berangkat kerja dan lokasi kerjanya lumayan jauh. Jadi mereka berangkat pagi sekali untuk dapat sampai di lokasi kerja mereka tepat waktu. Jika melihat kondisi seperti ini saya merasa sangat bersyukur sekali dengan kondisi pribadi saya. Lokasi kerja saya di SD Muhammadiyah 1 Gempol Pasuruan hanya 7 km dari rumah saya. Meskipun rumah saya berada di kabupaten Mojokerto, namun letak perbatasan antyarkabupaten ini lah yang mendekatkan saya dengan lokasi kerja. Jika ditanya memang kesannya saya berasal dari tempat jauh." rumahnya dimana pak ?" tanya orang pada saya. " Mojokerto". Biasanya mereka berpikiran rumah saya jauh sekali. padahal....
Mentari pagi yang mengiringi perjalanan saya baru saja menyembul di ufuk timur. Pendaran warnanya kuning keemasan. Warna jingga menyaput kabut dan awan menjadi indah. Sinar yang terhalang awan membuat pendaran warna tertahan dan sebagian menerobas di selah-selah awan membuat lukisan alam ini semakin indah. Meski berangkat melawan arah dengan matahari terbit namun tidak saya rasakan silau atau panas yang terasa. Dalam benak saya, awan dan mentari ini sangat bersahabat sekali. Mudah-mudahan membawa kebaikan pada diri dan anak-anak saya yang akan melangsungkan UN hari ini.
Bismillahi tawakaltu alallahi laaa haula walaa quwwata illaa billah.....
Robbi zidni ilma warzuqni fahma....
Amin.......

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKI Kelas 9 PB 1 : Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam (Sunan Gresik-Sunan Giri)

A. Pengantar Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul amri, yaitu orang yang memegang kekuasaan atas hukum kaum muslimin serta pemimpin masyarakat yang berwenang menentukan dan memutuskan urusan masyarakat, baik dalam bidang keduniawian maupun keagamaan. Wali yang dimaksud adalah Waliyullah yang mempunyai makna orang yang mencintai dan dicintai Allah. Adapun kata songo berasal dari bahasa Jawa yang bermakna “sembilan”. Jadi, Walisongo berarti “wali sembilan” yang mencintai dan dicintai Allah.  Mereka dipandang sebagai pemimpin dari sejumlah mubaligh Islam di nusantara. Adapun nama-nama Wali Songo sebagai berikut; Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Kali Jogo, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati B. Buka Cakrawalamu Tokoh-tokoh Walisongo sebagai waliyullah, yaitu orang yang dekat dengan Allah serta mulia. Walisongo juga berkedudukan sebagai waliyul

BLAI SLAMET

Mohon maaf bagi kawan-kawana yang kurang paham dengan bahasa Jawa. kata di atas memang kata-kata dalam bahasa jawa. orang jawa menyebutnya sebagai unen-unen . kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih menjadi "Celaka tetapi Selamat". kontradiktif sekali, tetapi demikianlah orang jawa. satu sisi orang terkena bencana atau kecelakaan. namun si satu sisi orang tersebut selamat. kalau kita renungkan lebih dalam lagi ternyata ada makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Bencana atau kecelakaan atau juga kesialan memang sudah menjadi takdir yang tidak dapat kita hindari. bencana adalah kehendak Ilahi. tak seorang pun dapat menolaknya, termasuk yang nulis catatatn ini ketika mendapatkan blai   "kesialan" beruntun beberapa waktu yang lalu. orang jawa menerimanya sebagai sebuah keputusan Pencipta bagaimanapun keadaannya. namun dalam kondisi bersamaan, orang jawa mengatakan blai itu sebagai blai slamet   selama kesialan yang di dapa

SKI Kelas 8 PB 11 : B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah (Bagian 3)

4. Abdul Latief Al Baghdadi, Ahli Ilmu Mantiq (Logika)   Seorang ulama berpengaruh yang menginspirasi ulama-ulama Al-Azhar lainnya, ahli ilmu mantiq, bayan, Hadist, fiqh, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lainya, sekaligus sebagai tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran madzhab Sunni di Mesir.  5. Abu Abdullah Al Quda’I, Ahli Ilmu Fiqih  Ahli fiqih, hadis dan sejarah, beberapa karyanya adalah Asy Syihab (Bintang), Sanadus Sihah (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al Imam Asy Syafi’i (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ Al Anbiya’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyun al Ma‘arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), Al Mukhtar fiz Zikir al Khutat wa Al Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Para ilmuan muslim lainnya seperti : Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani yang mencatat penelitiannya dalam buku Kitab Al-Jami’ li Asytat anNabat (Kitab kumpulan dan Tanaman). Ad-Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al- Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa

SKI Kelas 8 PB 9 :B. Sumbangsih Besar Ilmuan Muslim Daulah Ayyubiyah

1. As-Suhrawardi al-Maqtul (Ilmuan Teosofis)  Nama lengkapnya Abu Al-Futuh Yahya bin Habash bin Amirak Shihab al-Din as-Suhrawardi al-Kurdi, lahir pada tahun 549 H/ 1153 M di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal, Iran Barat Laut dekat Zanjan. Ia memiliki banyak gelar diantaranya, Shaikh al-Ishraq, Master of Illuminationist, al-Hakim, ash-Shahid, the Martyr, dan al-Maqtul.  Suhrawardi melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu. Ia pergi ke Maragha, di kawasan Azerbaijan. Di kota ini, Suhrawardi belajar filsafat, hukum dan teologi kepada Majd Al-Din Al-Jili. Juga memperdalam filsafat kepada Fakhr alDin al-Mardini. Selanjutnya ke Isfahan, Iran Tengah dan belajar logika kepada Zahir Al-Din Al-Qari. Juga mempelajari logika dari buku al-Basa’ir al-Nasiriyyah karya Umar ibn Sahlan Al-Sawi. Dari Isfahan dilanjutkan ke Anatolia Tenggara dan diterima dengan baik oleh pangeran Bani Saljuq. Setelah itu pengembaraan Suhrawardi berlanjut ke Persia, pusat lahirnya tokoh-tokoh su

SKI Kelas 9 PB 5 : 3.6 Menganalisis biografi tokoh penyebar Islam di berbagai wilayah Indonesia - Syaikh Abdur Rauf as-Singkili & Syaikh Muhammad Arsyad al Banjari

1. Syaikh Abdur Rauf as-Singkili  Nama aslinya adalah Abdur Rauf al-Fansuri yang lahir di kota Singkil. Beliau adalah orang pertama kali yang mengembangkan Tarekat Syattariyah di Indonesia.  Sekitar tahun 1640, beliau berangkat ke tanah Arab untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Abdur Rauf as-Singkili pernah bermukim di Makkah dan Madinah. Ia mempelajari Tarekat Syattariyah dari gurunya yang bernama Ahmad Qusasi dan Ibrahim al-Qur’ani. Kemudian, Abdur Rauf as-Singkili pernah menjadi Mufti Kerajaan Aceh ketika diperintah oleh Sultanah Safiatuddin Tajul Alam.  Abdur Rauf as-Singkili memiliki sekitar 21 karya dalam bentuk kitab-kitab tafsir, hadits, fiqh, dan tasawuf. Beberpa karyanya antara lain sebagai berikut.  Kitab Tafsir yang berjudul Turjuman al Mustafid (Terjemah Pemberi Faedah), yakni merupakan kitab tafsir pertama yang dihasilkan di Indonesia.  Umdat al Muhtajin, yaitu karya terpenting yang ditulis oleh Abdur Rauf asSingkili. Buku ini terdiri dari 7 bab yang memuat tentang dzik